Bagaimana rasanya saat melihat anggota keluarga, teman, atau orang yang kita kenal dalam gambar atau video kecelakaan yang beredar di sosial media?
Sedih, menyakitkan, marah, dan segala perasaan yang tidak enak campur aduk. Itulah yang saya rasakan saat melihat video kecelakaan anggota keluarga di Indonesia yang beredar di jejaring sosial beberapa tahun lalu.Â
Dalam video itu terlihat adik ipar saya terluka dan tidak sadarkan diri. Dia baru mengalami kecelakaan sepeda motor dan mengalami cedera yang cukup parah.
Mual dan seperti teriris-iris perasaan saya waktu itu. Bagaimana orang bisa seenaknya menikmati kemalangan yang dihadapi orang lain?Â
Entah siapa yang mengunggah video itu. Belakangan, video itu berhasil dihapus, setelah salah satu anggota keluarga mencari siapa yang mempublikasikan rekaman itu.
Itu juga yang menjadi salah satu alasan mengapa saya tidak ingin melihat bagaimana kondisi mobil yang dinaiki adik saya pada kecelakaan yang dialaminya bulan Mei lalu.
Kami mengetahui kondisi mobil itu dari orang lain, yang katanya mendapatkan foto yang telah beredar di medsos itu dari orang lain juga.Â
Ya sudahlah, kami menerima dengan ikhlas karena itu hanya foto mobil bukan para korban. Entah siapa orang-orang yang menikmati dan mengabadikan kecelakaan, lalu menyebarkan tanpa perasaan.
Gaffer, si penikmat bencana
Sebagian dari kita mungkin pernah melihat video yang pernah viral tahun 2019 saat terjadi kecelakaan di Autobahn A6 (jalan tol A6) di negara bagian Bavaria, Jerman.