Temperatur udara yang mulai naik pada awal musim panas seperti sekarang ini idealnya makan dengan cara dipanggang. Akan tetapi saya ingin sekali mencicipi kembali nasi kencur. Hari ini saya rela berlama-lama di dapur menyiapkan menu dari Tanah Sunda ini.
Kebetulan saya punya persediaan kencur di rumah. Saya bawa dari Indonesia dan disimpan di freezer. Kencur termasuk bumbu masak yang langka di Jerman. Jika ada di pasaran, dijual dalam bentuk irisan kecil dan kering. Aromanya hampir tidak terasa lagi.
Okay. Kali ini saya sertakan dua resep; nasi kencur dan sambal matah kecombrang ala keluarga Oberst.
Ayo, kita masak bersama!
Bahan:
- 3 porsi nasi putih
- 4 cm kencur
- 3 buah cabe rawit
- 2 siung bawang putih
- 3 buah bawang merah ukuran besar
- 2 sdm minyak goreng untuk menumis
- garam dan merica secukupnya
- 1 sdt kaldu sayur bubuk
Cara membuat:
- Haluskan kencur, bawang putih, dan bawang merah
- Tumis bumbu halus dan cabe rawit hingga harum
- Masukkan nasi. Aduk rata.
- Tambahkan garam, merica, dan kaldu sayur.
- Angkat. Siap disajikan.
Sambal Matah Kecobrang
Bunga Honje yang berwarna merah muda ini merupakan bumbu masak yang tidak ada di Jerman. Saya belum pernah menemukan ada kecombrang dijual di sini, sekalipun itu di toko online yang menjual bahan makanan dari Indonesia.
Kecombrang atau kincung (kata orang Medan) ini saya bawa dari Indonesia. Sama seperti kencur, kecombrang juga saya simpan dalam freezer. Satu kuncup bunga saya potong menjadi beberapa bagian sebelum dibekukan agar gampang saat digunakan.Â
Ini juga pertama kalinya saya membuat sendiri sambal matah kecombrang yang berasal dari Bali. Hanya saja, resep dari dapur keluarga Oberst disesuaikan dengan persediaan bahan dan selera kami di rumah.