Awalnya, muslim masuk ke Jerman sebagai tawanan perang tahun 1683, dari pengepungan Ottoman kedua di Wina. Beberapa dari mereka dikembalikan ke tanah airnya dan sebagian meninggal di Jerman, dengan bukti batu nisan di kota Brake dan Hanover.
Pada abad ke-18, sebanyak 22 orang Islam dikirim kembali sebagai tawanan perang, dari Perang Rusia-Turki (1735-1739). Tawanan perang ini merupakan hadiah dari Duke of Courland (Courland sekarang terletak di Latvia) kepada Friedrich Wilhelm I, Raja Prusia.
Selama tinggal sebagian tawanan perang, mereka juga mendapat satu kamar yang difungsikan sebagai tempat ibadah. Mereka kemudian dibebaskan dan dipulangkan ke tanah air mereka.
Beratkah puasa di Jerman?
Di negara yang terletak di khatulistiwa, senja menuju malam berlangsung relatif singkat. Karena jalur matahari hampir tegak lurus dengan cakrawala, matahari cepat tenggelam jauh di bawah cakrawala, waktunya juga hampir selalu sama sepanjang tahun.
Begitu juga dengan durasi puasa di Indonesia, tidak ada perbedaan yang mencolok dari tahun ke tahun. Namun, hal ini berbeda dengan di Jerman dan negara Eropa lainnya. Mengikuti kalender Islam, bulan Ramadan bisa jatuh pada musim dingin, musim semi, musim gugur, dan musim panas.
Jika puasa jatuh pada musim panas, lama puasa, dari matahari terbit hingga terbenam di Jerman sekitar 19 jam. Puasa saat musim panas terasa lebih berat dibandingkan musim lainnya.
Ramadan adalah bulan amal baik, penyucian jiwa dan raga, serta solidaritas.Â
Konflik Ukraina-Rusia yang terjadi saat ini meningkatkan sikap solidaritas masyarakat. Perhimpunan Islam di Jerman ingin mendoakan para korban perang Ukraina - Rusia selama Ramadan.
"Pada masa perang, ingatan kami bersama rakyat Ukraina dan di tempat lain, di mana perang selalu membawa penderitaan dan kehancuran. Kami berdoa terutama untuk para korban di bulan suci Ramadan dan memohon kedamaian bagi semua umat di dunia."