Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Krötentunnel: Terowongan Katak di Jerman, Mencegah Kepunahan Spesies Amfibi

28 Maret 2022   09:43 Diperbarui: 29 Maret 2022   03:33 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rambu sekitar wilayah migrasi katak | Merkur.de/Imago

Musim semi merupakan awal kehidupan dari hewan dan tumbuhan yang tidur selama musim dingin. Musim ini adalah masa berkembang biak pada hewan amfibi, seperti kodok dan katak. 

Pada musim semi katak dan kodok akan bermigrasi mencari perairan sebagai tempat untuk meletakkan telurnya. Sekitar akhir Februari migrasi mulai dilakukan. Kodok dan katak akan bermigrasi lagi pada musim gugur, mencari tempat tinggal untuk musim dingin. 

Kodok dan katak (selanjutnya disebut katak) hidup di hutan dan padang rumput hampir sepanjang tahun. Mereka akan berhibernasi pada musim dingin. Mereka akan bangun kembali ketika temperatur udara menghangat, biasanya saat temperatur udara malam hari mulai 5 derajat Celsius. 

Migrasi katak pada malam hari | foto: Nabu/ JonathanFieber 
Migrasi katak pada malam hari | foto: Nabu/ JonathanFieber 
Perjalanan migrasi katak

Lazimnya, katak melakukan perjalanan beramai-ramai menuju perairan. Setiap tahun mereka akan kembali ke tempat yang sama untuk bertelur. Organ khusus di otak katak dan bantuan indra penciuman yang berkembang dengan baik akan membawa mereka ke tempat tujuan. Selain itu mereka menggunakan bulan dan bintang, bau dan suara sebagai orientasi. 

Katak betina melakukan sebagian besar tugas migrasi ini. Mereka menggendong katak jantan yang akan mereka kawini di punggungnya hingga ke tempat tujuan. Terkadang seekor katak betina membawa sepuluh katak jantan dan berjalan sejauh 5 km menuju perairan. 

Perjalanan yang melelahkan dan harus ditempuh dalam waktu beberapa malam. Kecepatan mereka rata-rata 600 meter per hari.

Rambu sekitar wilayah migrasi katak | Merkur.de/Imago
Rambu sekitar wilayah migrasi katak | Merkur.de/Imago
Bahaya yang mengintai katak

Kebanyakan katak melakukan perjalanan mereka pada malam hari. Setiap saat ada bahaya yang mengancam mereka. Bahaya terbesar bagi hewan ini saat bermigrasi bukan dari predator alami seperti rubah, landak, burung, dan hewan lainnya, melainkan lalu lintas jalan raya.

Sering kita jumpai katak dan binatang kecil lain mati terlindas kendaraan. Pada malam hari pengemudi kendaraan akan sulit melihat katak yang sedang melintas. Kendaraan dengan kecepatan rendah sekalipun dapat melukai bahkan membunuh hewan kecil ini.

Di sebagian ruas jalan yang merupakan wilayah migrasi katak dipasang rambu lalu lintas dengan gambar katak. Kendaraan hanya boleh melaju di area ini dengan kecepatan 30 km/jam. 

Pemasangan rambu ini adalah salah satu cara untuk membantu perjalanan migrasi katak dan mencegah kepunahan beberapa spesies amfibi yang ada di Jerman.   

Spesies Amfibi di Jerman

Menurut Federasi untuk Lingkungan dan Konservasi Alam (Bund fr Umwelt und Naturschutz Deutschland e.V. - disingkat BUND), ada sekitar 21 spesies amfibi asli Jerman. Hewan amfibi ini berada di bawah perlindungan spesies, di bawah Undang-Undang Konservasi Alam Federal sejak 1980.

Setengah dari spesies asli ini terancam punah. Berkurangnya hutan dan padang rumput karena pembangunan pemukiman, industri, dan berbagai fasilitas umum adalah alasan utama berkurangnya spesies amfibi di sini. 

Krötentunnel di Jerman | foto: nw.de/ AnneWeble
Krötentunnel di Jerman | foto: nw.de/ AnneWeble

Amfibi sangat penting dan harus dilindungi karena mereka memakan kumbang, laba-laba, cacing, tetapi amfibi juga merupakan mangsa penting bagi burung, reptil, dan mamalia. Setiap spesies memiliki peran dan manfaat dalam ekosistem. 

Artikel lain;

Wildbrücke, Jembatan Penyeberangan Satwa Liar di Jerman

Terowongan katak dan cara melindungi amfibi

Di ruas jalan yang dibangun dekat dengan perairan akan dibuat terowongan katak (Krötentunnel), berupa pipa beton di bawah jalan. Pagar dari lembaran logam dibuat untuk membantu hewan ini berjalan menuju terowongan. 

Amphibiendurchlass (lorong/ jalan  amfibi) begitu sebutan resmi untuk terowongan katak ini. Jalur yang dibuat untuk katak, kodok, salamander, dan jenis amfibi lainnya untuk membantu perjalanan migrasi mereka agar lancar hingga tujuan.

Pagar katak

Di tepi jalan raya sering terlihat pagar seperti jala (umumnya berwarna hijau), dipasang memanjang di beberapa ruas jalan. Pagar ini dibuat untuk mencegah katak menyeberang jalan. Beberapa ember besar ditanam setiap beberapa meter di sepanjang pagar katak (Krötenzaun).

Pagar katak/ Krötenzaun| foto: Nabu/ GabrieleFalk
Pagar katak/ Krötenzaun| foto: Nabu/ GabrieleFalk
Katak akan masuk ke dalam ember dan tidak bisa melompat keluar. Keesokan paginya ember-ember ini akan dibawa petugas atau masyarakat umum, kemudian katak akan dilepaskan di perairan agar dapat berkembang biak. 

Masyarakat diminta untuk ikut aktif membantu perlindungan spesies ini agar tetap terlindungi dan tidak punah. Asosiasi konservasi alam juga memberikan tips bagi pemilik kebun bagaimana melindungi katak.

Upaya kecil dari kami untuk menjaga salah satu jenis katak agar tidak punah melalui kolam ikan kecil di halaman rumah. Setiap tahun selalu ada telur katak, yang kemudian menjadi berudu, hingga akhirnya menjelma menjadi katak.

Saat musim panas terlihat beberapa ekor katak berjemur di pinggir kolam, atau bersantai di atas daun teratai. Suaranya? Sudah pasti riuh-rendah dan terkadang sangat bising.

Salam hangat musim semi

Catatan; Meskipun terlihat mirip ada beberapa perbedaan kodok dan katak. Kodok memiliki tubuh lebih gemuk, katak bertubuh langsing. Kodok merangkak atau melompat kecil, sedangkan katak melompat dan memiliki jari-jari berselaput. 

Hennie Triana Oberst - DE, 28.03.2022

Rujukan: Nabu/ Stuttgarter Zeitung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun