Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ini Alasan Pentingnya Remaja Putri Mengunjungi Ginekolog

7 Maret 2022   06:58 Diperbarui: 8 Maret 2022   20:17 2037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini alasan pentingnya remaja putri mengunjungi ginekolog | Foto: pixabay/PoPorony1994—

Mungkin remaja putri akan gugup, canggung, dan sedikit takut saat mendengar rencana kunjungan ke ginekolog untuk pertama kalinya. Situasi yang tidak biasa ini juga dialami putri saya. 

Ginekolog menurut KBBI adalah dokter ahli dalam ilmu yang berkenaan dengan fungsi alat tubuh dan penyakit khusus pada perempuan. 

Frauenarzt, sebutan umum untuk ginekolog dalam bahasa Jerman, artinya “dokter perempuan/ wanita”.

Sekitar dua tahun lalu, saya membicarakan rencana mengunjungi ginekolog dengan anak saya.

Antusias? Sudah pasti tidak sama sekali. Sangat bisa dimengerti, anak yang baru memasuki usia remaja tidak akan bisa membayangkan harus mengunjungi dokter spesialis kesehatan wanita ini. 

Saya menunggu saja kapan anak saya bersedia untuk diantar ke ginekolog. Selain memang tidak ada keluhan, anak saya masih rutin melakukan pemeriksaan dan berkonsultasi dengan Kinder-Jugendarzt (Dokter Anak dan Remaja). Dokter ini yang menangani dan memeriksa kesehatan anak saya sejak baru lahir.

Minggu lalu, setelah anak saya siap dan mendapat jadwal temu, saya mengantarkan dia mengunjungi ginekolog untuk pertama kalinya. Pengalaman pertama yang akhirnya membuat anak saya mengerti bahwa dia tidak perlu takut jika mendengar kata ginekolog.

Kapan harus ke ginekolog?

Tidak ada ketentuan usia tertentu kapan remaja putri harus mengunjungi ginekolog. Rata-rata usia remaja putri mengalami menstruasi pertama antara 12 dan 13 tahun. Direkomendasikan agar mengunjungi ginekolog pada usia 13 dan 15 tahun. 

Kunjungan ini ada baiknya dilakukan sebelum anak memasuki usia 18 tahun. Saat memasuki usia dewasa banyak yang mulai memiliki pasangan dan punya hasrat untuk berhubungan seks. 

Pentingnya ke ginekolog

Ketika anak memasuki masa remaja banyak perubahan yang terjadi pada tubuh dan kehidupan mereka. Bicarakan dengan anak secara terbuka mengenai pentingnya memeriksakan kesehatan dan membicarakan masalah yang terkait dengan seksualitasnya. 

Perubahan bentuk tubuh, siklus haid yang tidak teratur, panjang siklus, nyeri, tanda-tanda infeksi vagina, sindrom pramenstruasi (PMS), hingga ketertarikan dan rangsangan terhadap lawan jenis merupakan hal penting yang perlu diketahui remaja dengan baik. Seorang ginekolog dapat menjawab berbagai pertanyaan dan masalah yang dialami remaja putri terkait dengan hal ini.

Informasi kanker serviks

Dengan mengunjungi ginekolog, remaja putri akan mendapatkan informasi mengenai kanker serviks dan pentingnya mendapatkan vaksin HPV (Human Papilloma Virus) untuk mencegah kanker serviks. 

Artikel lainnya;

Dear Orangtua, Jangan Lupa Lakukan Vaksinasi HPV pada Remaja

Temukan ginekolog yang tepat

Sekarang ini banyak ginekolog yang menawarkan konsultasi khusus untuk remaja. Kebetulan ada dua orang teman saya yang memberikan rekomendasi ginekolog untuk remaja. Dari beberapa dokter ini saya pilih yang lokasi praktiknya tidak terlalu jauh dari pusat kota agar gampang dikunjungi. 

Bagi saya rekomendasi ini penting karena ini menyangkut pengalaman pertama anak remaja. Saya ingin anak saya merasa nyaman dan dapat membicarakan secara terbuka dan jujur perihal penting yang perlu diketahui.

Apa saja yang dilakukan pada pertemuan pertama?

Seperti biasa, saat pertama kali berkunjung ke praktik dokter, pasien diminta untuk mengisi kuesioner agar dokter dapat mengetahui lebih banyak mengenai riwayat kesehatan pasien dan keluarganya.

Pertanyaan-pertanyaan itu meliputi;

  • Kapan mengalami menstruasi pertama, usia berapa, siklus, dan keluhan selama haid
  • Alergi 
  • Penggunaan obat secara rutin
  • Rokok, alkohol, narkoba
  • Pernah berhubungan seks atau tidak dan alat kontrasepsi 
  • Penyakit yang diderita pasien, juga dari anggota keluarga (misalnya, kanker, jantung, diabetes, dan  lainnya)

Tes urine

Anak saya diberi wadah untuk memberikan sampel urine. Melalui urinalisis dapat diketahui konsentrasi, bau, warna, berat jenis, komposisi, dan tekstur urine, sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai berbagai penyakit saluran kemih, ginjal, dan penyakit metabolik.  

Tidak ada pemeriksaan

Ginekolog untuk remaja tidak melakukan pemeriksaan, kecuali memang ada keluhan dan harus dilakukan pemeriksaan. Selama jam konsultasi, dokter menjelaskan mengapa perlu dan apa saja pemeriksaan yang harus dilakukan di masa depan.

Lazimnya, pemeriksaan pertama dilakukan pada usia 20 tahun, begitu menurut keterangan ginekolog.

Dokter juga menjelaskan mengenai pil kontrasepsi, jenisnya, dan efek sampingnya. Di Jerman, tidak ada usia minimum kapan pil kontrasepsi dapat diberikan. Namun begitu, pil kontrasepsi hanya dapat dibeli dengan resep dokter. Di samping itu, izin orangtua diperlukan jika remaja berusia di bawah 16 tahun.

Saya mendampingi anak selama jam konsultasi ini. Secara hukum, dokter wajib memberitahu orangtua anak berusia di bawah 14 tahun yang mengunjungi ginekolog.

Setelah usia 15 tahun, remaja putri dapat mengunjungi ginekolog sendiri tanpa perlu izin orangtua. Namun begitu, dokter tetap harus memberitahu orangtua jika ada keluhan, penyakit, dan alasan serius lainnya.

Selanjutnya, sesudah usia 20 tahun direkomendasikan agar wanita melakukan pemeriksaan ke ginekolog satu kali per tahun. 

Salam sehat.

Hennie Triana Oberst - DE, 07.03.2022

Rujukan: Familie.de/ Maedchen.de

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun