Seperti biasa, saat pertama kali berkunjung ke praktik dokter, pasien diminta untuk mengisi kuesioner agar dokter dapat mengetahui lebih banyak mengenai riwayat kesehatan pasien dan keluarganya.
Pertanyaan-pertanyaan itu meliputi;
- Kapan mengalami menstruasi pertama, usia berapa, siklus, dan keluhan selama haid
- AlergiÂ
- Penggunaan obat secara rutin
- Rokok, alkohol, narkoba
- Pernah berhubungan seks atau tidak dan alat kontrasepsiÂ
- Penyakit yang diderita pasien, juga dari anggota keluarga (misalnya, kanker, jantung, diabetes, dan  lainnya)
Tes urine
Anak saya diberi wadah untuk memberikan sampel urine. Melalui urinalisis dapat diketahui konsentrasi, bau, warna, berat jenis, komposisi, dan tekstur urine, sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai berbagai penyakit saluran kemih, ginjal, dan penyakit metabolik. Â
Tidak ada pemeriksaan
Ginekolog untuk remaja tidak melakukan pemeriksaan, kecuali memang ada keluhan dan harus dilakukan pemeriksaan. Selama jam konsultasi, dokter menjelaskan mengapa perlu dan apa saja pemeriksaan yang harus dilakukan di masa depan.
Lazimnya, pemeriksaan pertama dilakukan pada usia 20 tahun, begitu menurut keterangan ginekolog.
Dokter juga menjelaskan mengenai pil kontrasepsi, jenisnya, dan efek sampingnya. Di Jerman, tidak ada usia minimum kapan pil kontrasepsi dapat diberikan. Namun begitu, pil kontrasepsi hanya dapat dibeli dengan resep dokter. Di samping itu, izin orangtua diperlukan jika remaja berusia di bawah 16 tahun.
Saya mendampingi anak selama jam konsultasi ini. Secara hukum, dokter wajib memberitahu orangtua anak berusia di bawah 14 tahun yang mengunjungi ginekolog.
Setelah usia 15 tahun, remaja putri dapat mengunjungi ginekolog sendiri tanpa perlu izin orangtua. Namun begitu, dokter tetap harus memberitahu orangtua jika ada keluhan, penyakit, dan alasan serius lainnya.
Selanjutnya, sesudah usia 20 tahun direkomendasikan agar wanita melakukan pemeriksaan ke ginekolog satu kali per tahun.Â