Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Takhayul di Jerman: Pantang Menjemur Pakaian antara Natal dan Tahun Baru

30 Desember 2021   03:18 Diperbarui: 30 Desember 2021   03:23 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rauhnaechte di winter yang beku | foto: HennieTriana

Ternyata bukan di Indonesia saja ada takhayul yang berhubungan dengan jemuran, di Jerman juga ada.

Seingat saya, orang-orang tua zaman dulu mengingatkan untuk mengangkat jemuran sebelum maghrib. Konon, jemuran yang diangkat setelah maghrib sudah ditempeli jin. 

Faktanya, jemuran yang dibiarkan hingga malam menjadikan pakaian lembab, cepat rusak, dan gampang di ditempeli jamur (bukan bangsa jin).

Ada juga desas-desus, kalau punya ilmu pelet jangan lewat di bawah jemuran karena kekuatan pelet bisa hilang. Benarkah begitu? Entahlah!

Aberglaube di Jerman

Orang zaman dulu di Jerman mengatakan pantang menjemur pakaian antara Natal dan Tahun Baru (tanggal 25 Desember sampai 6 Januari) karena akan menyebabkan hal-hal buruk akan terjadi, bahkan mengundang kematian.

Takhayul (Aberglaube) ini banyak yang mempercayainya, sehingga orang akan menunda membereskan cucian mereka hingga tahun baru. Kebiasaan ini berasal dari kebiasaan masyarakat Pagan (Paganismus/ Heidentum) dan dipercaya selama berabad-abad dengan berbagai versi.

Mereka mengatakan, pada waktu-waktu ini wanita muda dilarang menjemur cucian, terutama yang berwarna putih. Alasannya, jemuran ini akan menarik perhatian penunggang kuda yang lewat. Mereka bisa saja mengganggu atau menyerang wanita itu.

Menurut versi yang lain, jemuran ini dapat menghalangi jalan para penunggang kuda yang melintas, sehingga menimbulkan amarah dan akan berakibat buruk pada keluarga yang menjemur cucian di luar.  

Ada juga versi lain yang lebih mengerikan. Mereka menganggap menjemur pakaian antara Natal dan Tahun Baru akan mendatangkan kematian.

Dipercaya bahwa kekuatan gaib seperti hantu, penyihir, dan setan dapat menempel pada cucian, khususnya bahan berwarna putih seperti seprai, taplak meja, karena roh jahat akan menjadikannya sebagai kain pembungkus mayat.

Mencuci pakaian dulu dan sekarang

Jika melihat ke belakang, mencuci pakaian adalah pekerjaan yang menyita cukup banyak waktu dan membutuhkan banyak tenaga. Dulu, pakaian dicuci dengan menggunakan papan cuci, air harus diambil dari sumber mata air. 

Sejak awal abad ke-20 mesin cuci elektronik baru mulai digunakan oleh masyarakat. Saat ini bahkan hampir semua rumah tangga menggunakan mesin pengering untuk mengeringkan pakaian yang sudah dicuci.

Di Jerman, sebagian keluarga menjemur cucian mereka di luar, tetapi tetapi umumnya hanya dilakukan pada musim panas.

Ilustrasi Rauhnaechte di winter yang beku | foto: HennieTriana
Ilustrasi Rauhnaechte di winter yang beku | foto: HennieTriana

Rauhnächte

Latar belakang takhayul yang dipercaya masyarakat zaman dulu ini berhubungan dengan Rauhnächte yang berjumlah 12 malam, 6 sebelum titik balik matahari musim dingin, dan 6 malam setelahnya.

"Rauhnächte" berasal dari kata "rauh" dan "Nächte".

Kata rauh asalnya dari kata "rûch" dari bahasa Jerman Abad Pertengahan, yang artinya; berbulu, liar (mungkin merujuk pada hewan atau makhluk liar). Kata rûch juga berarti asap (yang berasal dari dupa).

Sedangkan kata "Nacht - Nächte (jamak) artinya malam.

Mitos dan fakta

Menurut mitos yang berasal dari kebiasaan suku bangsa Jermanik dan Celtic, pada Rauhnächte setan melakukan pengrusakan. 

Faktanya, pada masa Rauhnächte ini suhu udara sangat dingin. Jika pakaian yang baru dicuci dijemur di luar maka cucian akan kaku dan beku.

Relaksasi dan refleksi diri

Di samping alasan itu, Rauhnächte dianggap sebagai malam-malam yang sakral. Pada 12 malam ini adalah waktunya untuk relaksasi,  refleksi diri, melakukan perenungan, melihat yang telah dilakukan dan apa rencana pada tahun yang akan datang. 

Masa-masa akhir tahun ini baik juga untuk melakukan meditasi, membuat resolusi untuk tahun depan, membersihkan hati dan pikiran dari pengaruh negatif, dan menyelesaikan kewajiban yang masih tertunda.

Selamat menyongsong pergantian tahun!

Hennie Triana Oberst - DE, 29.12.2021

Rujukan: RTLNews

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun