Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pinus Lambang Kesuburan dan Sejarahnya Menjadi Pohon Natal

24 Desember 2021   00:42 Diperbarui: 24 Desember 2021   04:54 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Natal | Foto: Ksenia Chernaya/ Pexels—

Sejak dua minggu lalu sudah banyak terlihat orang membeli pohon Tannen untuk dihias menjadi pohon Natal di rumah mereka. Rata-rata keluarga di Jerman menggunakan pohon segar, bukan pohon dari plastik. 

Tannen (Fir) yang termasuk keluarga Pinus (Kiefer) ini merupakan jenis yang paling populer dan disukai untuk dihias menjadi pohon Natal. Daun-daun yang berbentuk jarum pada bagian ujungnya agak membulat dan relatif lembut sehingga aman untuk binatang peliharaan di rumah, seperti kucing dan anjing. Daun-daun tannen juga tahan lama dan tetap segar dalam waktu yang lama dan tidak mudah rontok.

Pohon Tannen | Foto: Pixabay
Pohon Tannen | Foto: Pixabay

Di Jerman, pohon-pohon ini bisa dibeli di Garden Center, supermarket, dan penjual khusus pohon Natal yang memberikan pilihan pada pembeli untuk memilih dan menebang sendiri pohonnya di hutan. Banyak keluarga terutama yang memiliki anak menyukainya. Sambil berjalan-jalan di antara tanaman tannen mereka bisa memilih pohon terbaik yang diinginkan. 

Sekarang ini sudah banyak pohon Natal yang dibentuk dari berbagai bahan, seperti kayu, metal, maupun bahan lainnya. Namun, pohon Natal klasik dari jenis pohon pinus masih menjadi pilihan terbanyak.

Asal usul pohon Natal

Pohon pinus sebagai pohon Natal ini berasal dari tradisi Pagan (Paganismus/ Heidentum). Mereka menganggap bahwa tanaman yang selalu hijau adalah lambang kesuburan dan vitalitas dalam budaya pagan.

Sejak berabad-abad lalu, orang-orang Jermanik meletakkan pohon pinus di depan rumah mereka dan tempat-tempat umum sebagai tanda titik balik matahari musim dingin.

(Titik balik matahari musim dingin/ winter solstice, tanggal 21 atau 22 Desember, matahari di belahan bumi utara mencapai ketinggian tengah hari terendah. Ini adalah adalah hari terpendek dan malam terpanjang dalam setahun.)    

Di wilayah utara, pada musim dingin orang-orang meletakkan cabang-cabang pohon pinus di dalam rumah mereka sebagai harapan pada musim semi yang akan datang. Pohon ini juga sebagai lambang kesuburan, memberikan perlindungan, serta mencegah masuknya roh jahat.

Memotong sendiri pohon Tannen | Foto: Tagesspiegel/ Bernd Weißbrod/dpa
Memotong sendiri pohon Tannen | Foto: Tagesspiegel/ Bernd Weißbrod/dpa

Pada masa Abad Pertengahan pohon pinus digunakan pada perayaan tertentu dan dihiasi dengan berbagai bahan makanan. Pohon Natal pertama dibuat pada tahun 1419 oleh komunitas Bäcker (pembuat roti) di kota Freiburg im Breisgau. Hiasan seperti roti jahe, apel, buah-buahan, dan kacang-kacangan digantungkan sebagai penghias pohon Natal. 

Bukti lain mengenai pohon Natal yang dihias ini ditemukan di Bremen, sekitar tahun 1570. Rumah-rumah masyarakat yang tergabung dalam serikat pengrajin kota dihiasi dengan pohon pinus dengan menggantungkan buah-buahan dan kacang-kacangan. Anak-anak diizinkan untuk mengambil hiasan ini dan memakannya.

Pohon Natal dalam karya Sastra

Penyebutan pohon Natal dalam karya sastra pertama kali ditemukan dalam karya yang ditulis oleh Johann Wolfgang von Goethe tahun 1774. Dalam novelnya yang berjudul "Die Leiden des jungen Werthers" (Penderitaan Pemuda Werther) dituliskan tokoh dalam novel itu saat mengunjungi wanita yang dikaguminya pada hari Minggu sebelum Natal. Saat pintu terbuka, terlihat pohon Natal yang dihiasi lampu lilin, permen, dan apel.

Pohon Natal masa kini

Pada abad ke-19 pohon Natal ini semakin banyak ditemukan, terutama pada keluarga-keluarga Kristen Protestan. Pohon Natal ini juga menjadi penghias ruang tamu pada masa perang kebebasan melawan Napoleon. Pada masa itu, pohon ini juga dianggap sebagai simbol Jerman dan menjadi bagian dari perayaan Natal.

Kado Natal | Foto: HennieTriana
Kado Natal | Foto: HennieTriana

Kebiasaan menghias pohon pinus menjadi pohon Natal ini secara bertahap menyebar ke seluruh wilayah Eropa dan negara lain di dunia. Sekarang hampir semua keluarga yang merayakan Natal menjadikan pohon pinus sebagai pohon Natal.

Meskipun berbeda dengan hiasan pohon pada masa lampau, pohon Natal masa kini tetap indah dengan hiasan bola-bola aneka warna, lampu, lilin, dan berbagai hiasan lain yang digantungkan pada ujung-ujung ranting pohonnya.

Artikel lain:

Wichteln, Tradisi Bertukar Kado Menjelang Natal di Jerman

Umumnya, di bawah pohon Natal akan diletakkan berbagai kado. Di Jerman, kado Natal akan dibuka bersama-sama setelah menyantap hidangan makan malam pada malam Natal (Heiligabend), tanggal 24 Desember.

Selamat Hari Natal untuk Kompasianer yang merayakan.

Salam kasih dan damai

(Hennie Triana Oberst - DE, 23.12.2021)

Rujukan: NDR

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun