Pada masa Abad Pertengahan pohon pinus digunakan pada perayaan tertentu dan dihiasi dengan berbagai bahan makanan. Pohon Natal pertama dibuat pada tahun 1419 oleh komunitas Bäcker (pembuat roti) di kota Freiburg im Breisgau. Hiasan seperti roti jahe, apel, buah-buahan, dan kacang-kacangan digantungkan sebagai penghias pohon Natal.Â
Bukti lain mengenai pohon Natal yang dihias ini ditemukan di Bremen, sekitar tahun 1570. Rumah-rumah masyarakat yang tergabung dalam serikat pengrajin kota dihiasi dengan pohon pinus dengan menggantungkan buah-buahan dan kacang-kacangan. Anak-anak diizinkan untuk mengambil hiasan ini dan memakannya.
Pohon Natal dalam karya Sastra
Penyebutan pohon Natal dalam karya sastra pertama kali ditemukan dalam karya yang ditulis oleh Johann Wolfgang von Goethe tahun 1774. Dalam novelnya yang berjudul "Die Leiden des jungen Werthers" (Penderitaan Pemuda Werther) dituliskan tokoh dalam novel itu saat mengunjungi wanita yang dikaguminya pada hari Minggu sebelum Natal. Saat pintu terbuka, terlihat pohon Natal yang dihiasi lampu lilin, permen, dan apel.
Pohon Natal masa kini
Pada abad ke-19 pohon Natal ini semakin banyak ditemukan, terutama pada keluarga-keluarga Kristen Protestan. Pohon Natal ini juga menjadi penghias ruang tamu pada masa perang kebebasan melawan Napoleon. Pada masa itu, pohon ini juga dianggap sebagai simbol Jerman dan menjadi bagian dari perayaan Natal.
Kebiasaan menghias pohon pinus menjadi pohon Natal ini secara bertahap menyebar ke seluruh wilayah Eropa dan negara lain di dunia. Sekarang hampir semua keluarga yang merayakan Natal menjadikan pohon pinus sebagai pohon Natal.
Meskipun berbeda dengan hiasan pohon pada masa lampau, pohon Natal masa kini tetap indah dengan hiasan bola-bola aneka warna, lampu, lilin, dan berbagai hiasan lain yang digantungkan pada ujung-ujung ranting pohonnya.
Artikel lain:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!