Oh, betapa kunonya bahasa saya. Akhirnya kami semua terbahak-bahak.
"Udah ah, nggak berani ngomong. Nanti dibilang bahasa jadul." Kakak perempuan saya yang 10 tahun lebih lama masa tinggalnya di Jerman dibandingkan saya akhirnya menimpali.
Jadi, ada baiknya juga bagi saya menulis di Kompasiana ini dengan menggunakan bahasa Indonesia. Nyerah, jika saya harus menulis dengan gaya bahasa anak muda masa kini.
Salam bahasa.
(Hennie Triana Oberst - DE, 07.11.2021)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!