Kerja keras kalian berbuah manis. Kamu dan kakak laki-lakimu bisa meraih cita-cita dan membanggakan ibu kalian. Aku pun turut bangga, pernah menjadi bagian dari hidupmu.
"Setelah selesai kuliah dulu aku dapat beasiswa melanjutkan studi ke Rennes. Terus kecantol pria negeri ini."
Kau bercerita dengan nada riang, seperti biasanya. Entah kenapa ada rasa cemburu yang mengusik hatiku mendengar kata-katamu.
"Kalian sekarang tinggal di Strasbourg?"
 Antara senang dan khawatir aku bertanya. Seandainya kami sama-sama tinggal di kota ini, apakah hatiku yang sempat porak-poranda dulu takkan terusik lagi.
"Iya, tapi cuma sampai tiga bulan ke depan. Aku dan keluarga menetap di pinggiran kota Rennes. Kamu gimana, Dewa?
Girang rasanya aku mendengar kalimat terakhirmu. Ternyata kamu ingin tahu keadaanku juga.
"Masih single, tapi aku sudah lama meninggalkan rokok."Â
Kau tertawa lepas mendengar jawabanku. Putramu memperhatikan wajahmu, kemudian ikut-ikutan tertawa, menunjukkan gigi putihnya yang rapi.
"Serius nih, orang seganteng kamu masih betah sendiri?" Kamu bertanya penuh selidik.Â
"Resminya gitu. Mudah-mudahan tidak lama lagi akan menyusulmu."Â