Di satu sisi anak-anak boleh bangga dengan prestasi mereka, kemudian berbagi kebahagiaan mereka kepada orang lain.Â
Namun, di sisi yang lain hal ini bisa membuat siswa yang mendapat nilai buruk menjadi sedih dan dapat menimbulkan kecemburuan. Permusuhan di jejaring sosial mungkin saja terjadi dan bisa memicu tindakan bullying.
Melindungi data pribadi
Mengunggah nilai rapor sendiri bukan pelanggaran hukum. Begitupun, anak-anak sekolah di sini diingatkan untuk tidak memamerkan prestasi mereka di media sosial. Bahkan polisi memperingatkan untuk tidak melakukan hal ini.Â
Nilai di rapor adalah data pribadi. Murid-murid harus mengetahui bahwa mereka wajib melindungi data pribadi mereka.Â
Informasi yang mereka unggah bukan hanya angka, tetapi juga nama murid, nama sekolah, alamat, dan keterangan lainnya.
Kita tidak memiliki kendali penuh akan data yang telah diunggah di internet. Informasi yang dibagikan secara digital ini kemungkinan dapat disebarkan lebih luas lagi oleh pihak lain. Sangat sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi dengan data yang telah tersebar luas.Â
Kemungkinan risiko penyalinan dan penyalahgunaan informasi oleh pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab akan terbuka lebar.
Tidak semua prestasi dan nilai cemerlang yang diraih harus diumumkan ke semua pihak. Ada poin-poin yang cukup untuk diketahui oleh diri sendiri, keluarga, dan orang-orang tertentu saja.
Remaja dan kaum muda harus belajar untuk bijak berinteraksi di jejaring sosial.Â
Mereka harus mengetahui dan dapat memilah informasi mana yang patut dan bermanfaat untuk dipublikasikan, mana yang kemungkinan akan berakibat buruk di kemudian hari.Â
Dalam hal ini, orang tua harus ikut berperan aktif mengawasi dan memberikan contoh yang baik. Salah satunya untuk tidak mengunggah nilai rapor anak di media digital.