Esok harinya, anak saya bangun lebih pagi. Dia kebingungan karena kotak giginya tidak ada di atas meja samping tempat tidur.
"Coba periksa di bawah bantalmu," saya mengatakan sambil menyiapkan keperluan sekolahnya.
Dengan mata berbinar anak saya menunjukkan hadiah berupa lembaran uang dari "peri gigi" yang diletakkan di bawah bantalnya. Dia pun tidak sabar untuk segera berangkat ke sekolah, memamerkan bahwa sekarang dia juga memiliki Zahnlücke.
Ompongnya gigi bagi anak-anak di Jerman bukan sesuatu yang memalukan, dan bukan untuk ditertawakan, melainkan satu kebanggaan. Â
Dongeng peri gigi diceritakan kepada anak-anak untuk mempermanis kehidupan mereka. Sosok imajinasi ini membantu menghilangkan kecemasan dan ketakutan yang mungkin timbul akibat hilangnya gigi mereka.
***
Tanggal 24 Juni diperingati sebagai International Fairy Day.
Peri, makhluk mitologis dari cerita rakyat. Kisah-kisah tentang peri berhubungan erat dengan budaya suku bangsa Kelt. Suku bangsa kuno dari bagian utara Pegunungan Alpen, antara Bohemia dan Prancis bagian timur, pada 1300 hingga hingga 800 SM.
Awalnya peri identik dengan sosok yang serius, berbahaya dan kejam. Dengan bergantinya masa, penggambaran peri juga berubah. Peri tidak lagi menakutkan, melainkan sosok yang memiliki kekuatan sihir yang digunakan untuk kebaikan.Â
Selamat Hari Peri Internasional