Kyoto, salah satu tempat yang harus dikunjungi adalah Fushimi Inari Taisha. Kuil yang lokasinya di bagian selatan Kyoto merupakan kuil penting dalam agama Shinto.
Jika sedang berada diSaat berlibur di kota ini, kami menggunakan transportasi umum yang sangat baik. Pelancong mandiri, yang tidak ikut wisata grup, dapat dengan mudah menjelajahi Kyoto dan kota lain di Jepang.Â
Hotel tempat kami menginap menyediakan shuttle bus yang mengantar dan menjemput tamunya pergi dan kembali dari stasiun kereta terdekat.Â
Dari stasiun kereta, kami menumpang kereta menuju kuil Fushimi Inari yang letaknya di gunung suci Inari, dengan tinggi 233 meter.
Fushimi Inari Taisha dibangun tahun 711, sebelum Kyoto menjadi ibu kota Jepang (Kyoto menjadi ibu kota Jepang pada tahun 794 - 1868, kemudian pindah ke Tokyo). Karena lokasinya, kuil ini dilindungi oleh istana dan pada masa lalu banyak menerima sumbangan dari kaisar.Â
Ada lebih dari 35.000 kuil yang didedikasikan untuk Dewa Inari di seluruh Jepang, tetapi kebanyakan adalah kuil sederhana yang banyak didapati di sisi jalan. Fushimi Inari disebut Taisha yang artinya kuil besar.Â
Dewa (Kami) Inari adalah dewa kesuburan, beras, dan rubah. Rubah Inari (Kitsune) berwarna putih bersih dan bertugas sebagai pembawa pesan.
Di kuil ini terdapat banyak patung rubah dengan berbagai ekspresi. Rubah dengan kunci di mulutnya melambangkan akses ke lumbung padi, dengan batu permata melambangkan roh para dewa.
Daya pikat Fushimi Inari adalah 1.000 torii berwarna oranye kemerahan yang berbaris menuju puncak gunung Inari.
Kabarnya, jumlah seluruh torii, termasuk gerbang awal memasuki kuil, sekitar 10.000 dengan beragam ukuran. Beberapa torii berusia cukup tua, berasal dari periode Edo (1603-1868).Â
Torii adalah simbol kuil Shinto, melambangkan pemisahan antara dunia luar dan tempat ibadah. Lorong berupa gerbang ini umumnya terbuat dari kayu, batu, atau logam.Â
Lambang kuil Shinto yang sederhana dan gampang diingat ini, menjadikan torii juga sebagai tanda budaya tradisional Jepang.
Mengapa torii sering dibuat berwarna merah? Ada beberapa teori yang dipercaya, salah satunya, warna merah dianggap dapat melindungi dan menangkal bencana, penyakit dan pengaruh jahat.Â
Pengunjung Fushimi Inari umumnya datang untuk berdoa, mengucap syukur, dan memohon bantuan pada Inari, agar mendapat keberuntungan, dan kesuksesan.
Sebagai rasa terima kasih atas keberhasilan dan terwujudnya doa mereka, maka mereka menyumbang torii, yang kemudian dipasang di lokasi ini. Nama mereka terukir dengan cat berwarna hitam di setiap torii yang mereka sumbangkan.
Harga torii tentu saja tidak murah. Kabarnya, harga satu torii berkisar antara 210.000 hingga 1.600.000 Yen, tergantung ukuran dan lokasi torii dipasang (1 Yen = Rp 135,-).
Menuju puncak Inari
Untuk mendaki hingga ke puncak membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 jam. Konon, terdapat 263 anak tangga di sini.
Di pertengahan perjalanan terdapat satu restoran kecil yang menjual makanan ringan. Ada juga toko yang menjual cenderamata dan es krim.Â
Kami mampir sejenak untuk menikmati makan siang ringan dan melepas lelah. Setelah istirahat, saya memilih untuk turun lebih dahulu, sementara anak dan suami saya melanjutkan perjalanan.
Karena ingin memotret suasana di sekitar gunung Inari, saya memutuskan turun dan mengambil rute berbeda dengan jalan saat mendaki.Â
Banyak terdapat altar dengan hiasan patung dan torii mini, juga ada makam di beberapa tempat.
Karena tidak memperhatikan jalan atau mungkin saya melamun, tiba-tiba jalan yang saya lewati sangat sepi. Ada rasa takut dan perasaan aneh berada di tempat asing seorang diri. Saya memutuskan untuk kembali mendaki ke tempat awal sebelum turun.Â
Rencana ingin menghemat waktu akhirnya tidak terlaksana. Tetapi saya senang karena bisa keluar dari situasi "tersesat" tadi.
Tidak lama berselang, suami dan anak saya menghampiri. Rencana mereka mendaki hingga ke puncak Inari dibatalkan, karena terlalu berat untuk anak saya yang sudah kelelahan.
Di luar kuil terdapat penjaja makanan yang menawarkan beragam jenis masakan Jepang, salah satu kuliner kesukaan saya. Waktunya untuk mengisi lagi perut yang sudah keroncongan.
-------
Hennie Triana Oberst
De, 13.06.2021Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H