Dulu, kami tidak pernah membuat lontong sendiri, lantaran proses memasaknya memakan waktu yang relatif lama. Kami biasa memesan kepada seorang kerabat yang membuat lontong dan menerima pesanan setiap tahun.Â
Lontong yang kami pesan bentuknya segi empat, ukurannya lebih kurang 30x20 cm. Saya ingat sekali karena sering membantu memotong lontong menjadi ukuran kecil sebelum dihidangkan.
Bisa jadi bentuk ini dibuat untuk lebih memudahkan kerabat kami memenuhi pesanan dalam jumlah yang banyak. Ukuran besar seperti ini juga menghemat waktu pembungkusan.Â
Lontong sayur yang kami siapkan sebagai menu Idulfitri adalah sayur nangka, tetapi tidak jarang juga labu jipang. Sebagai penguat rasa kami tambahkan daging tetelan, dulu di pasar (orang Medan menyebutnya pajak) daging tetelan ini kerap disebut dengan "daging cincang", tetapi bukan daging giling.
Tauco yang kami buat seperti menu harian, yaitu kacang panjang dan udang, tetapi sering juga dilengkapi dengan tahu yang dipotong kecil-kecil, kemudian digoreng. Penggunaan cabe hijau lebih banyak dari jumlah cabe merah.
Membuat tauco tidak rumit karena bumbu cukup dipotong-potong saja. Cabe diiris serong, bawang merah, putih dan tomat diiris memanjang. Jahe, lengkuas, dan serai cuma digeprek. Lengkapi dengan daun salam, dan tidak lupa bumbu utamanya tauco.Â
Sebenarnya, hari terakhir Ramadan kemarin, saya ingin membuat tauco. Sayangnya, bahan lainnya tidak tersedia, meskipun persediaan tauco ada di dapur.
Kacang panjang lumayan sulit ditemui di supermarket biasa, mesti ekstra ke toko yang menjual keperluan bahan makanan Asia. Udang selalu ada di pasaran, tetapi saya sudah tidak mungkin lagi mengonsumsi makanan laut, karena reaksi alergi yang luar biasa.
Sambal goreng kering kentang, dan/atau tempe, beserta teri dan kacang tanah, juga telur ayam balado tidak boleh lupa disiapkan untuk menyempurnakan menu lontong sayur Medan.
Penyajian tergantung kepada selera tiap orang. Ada yang suka menambahkan bihun, serundeng, kerupuk, atau emping.Â
Jika anda kebetulan berada di Medan, jangan lupa mencoba lontong sayurnya. Meskipun di kota dan provinsi lain sudah banyak ditemui kuliner ini, tetapi cita rasa dari daerah asalnya dijamin lebih lezat.Â