Merayakan Idul Fitri bersama kedua orangtua dan saudara kandung adalah keindahan yang tidak bisa digambarkan. Suasana seperti ini tidak ingin saya lewatkan, meskipun saat itu saya sudah merantau untuk bekerja di Jakarta.Â
Tahun pertama masa kerja, menjelang Lebaran, saya berencana terbang ke Medan. Ingin kembali melewati masa yang sama seperti hari raya sebelumnya.
Lagi pula, apa enaknya melewatkan Idul Fitri seorang diri di tempat kost, sementara semua penghuni pulang ke rumah orang tua masing-masing.
Cuti beberapa hari sudah saya ajukan kepada pimpinan. Lantaran perusahaan tempat saya bekerja relatif tidak besar, urusan birokrasi tidak rumit dan tidak membutuhkan waktu yang panjang.
Yang menjadi masalah adalah penerbangan dari Jakarta ke Medan sudah penuh. Bahkan sejak jauh hari sebelum hari raya tiba.
Saya memang tidak memesan tiket sebulan sebelumnya, atau lebih, karena alasan pekerjaan. Perusahaan penerbangan tempat saya bekerja ini melayani Umrah juga, oleh sebab itu hampir setiap saat relatif sibuk.Â
Pilihan lain memang tidak ada dalam rencana saya. Selain menggunakan pesawat terbang, perjalanan dari Jakarta ke Medan membutuhkan waktu dua hari, one way.
Jatah cuti tahunan saya hanya 12 hari kerja dalam setahun. Jumlah ini akan saya bagi untuk mengunjungi orang tua dan jalan-jalan untuk liburan ke kota dan negara lain.
Memiliki atasan yang baik dan peduli karyawannya memang sangat menyenangkan. Big bos di kantor mengatakan, mungkin saya bisa mencari rute lain untuk ke Medan.
Kapan saja, saya dapat terbang menumpang pesawat kami dari Jakarta ke Singapura, begitu menurutnya. Yang harus saya lakukan adalah mencari penerbangan dari Singapura ke Medan, mungkin tidak seramai dari Jakarta. Â