Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kala Hujan di Bawah Atap Sambolo

7 Februari 2021   19:05 Diperbarui: 7 Februari 2021   19:34 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Engkau aduk secangkir Coffee Mocha di hadapanmu. Ada sisa tawa yang ingin kau lepaskan, matamu berbinar-binar.

"Lucu sekali kelihatannya ya."

Ucapanku kental dengan rasa penasaran. 

"Kapan-kapan saja aku ceritakan ya. Sekarang kita nikmati kebersamaan ini."

Kau reguk minumanmu, mengerjapkan mata, kehangatan seduhan berkofein menjalar ke sekujur tubuhmu.

Hujan di luar seperti merestui perkenalan kita, setia menemani dan enggan berhenti. Aku suka dengan kelakar halusmu, menutupi gurat kecewa di balik senyuman.

"Aku menginap di rumah sahabatku."

Kau pamit sambil menunjuk ke arah seorang wanita muda, ia melambai dari jendela mobil berwarna putih. 

Kutinggalkan cafe mungil di pinggir pantai. Detak jantungku mengalunkan kidung asmara. Hujan di bawah atap Sambolo telah menyatukan hati kita, tak terpisahkan.

-------

Hennie Triana Oberst

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun