Dinasti Joseon, dengan Konfusianisme sebagai filosofi negara adalah yang paling lama berkuasa, hingga tahun 1910. Disusul Invasi Jepang, dan menjadikan Seoul sebagai ibukotanya. Korea terisolasi dari seluruh dunia selama berabad-abad, hingga akhir abad ke-19 Seoul membuka diri dan memulai modernisasi. Seoul menjadi kota pertama di Asia Timur yang memiliki sistem listrik, trem, air, telepon dan telegraf dalam waktu yang bersamaan.
Kekuasaan Jepang di Korea berakhir setelah Perang Dunia II. Republik Korea kemudian berdiri, dan Seoul menjadi ibukotanya. Modernisasi terus dilakukan, saat Seoul menempati urutan ketujuh di dunia dalam hal jumlah perusahaan besar yang berlokasi di kota ini. Olimpiade.....
Gangnam semakin terkenal setelah lagu "Gangnam Style" dari Psy. Di sini adalah kawasan eksklusif, modern, dan tersibuk di Seoul. Pusat bisnis ada di sini. Area yang dipenuhi dengan gedung pencakar langit, dan fesyen dari perancang ternama dunia. Banyak tempat yang menarik dan unik yang bisa diabadikan dan dijadikan kenang-kenangan.
Itaewon, distrik yang terkenal dengan kawasan trendi dan kehidupan malam. Tempat ramai dengan berbagai kafe, restoran, dan hotel. Tempat ini sepertinya tidak pernah tidur, di sini juga terkenal sebagai pusat belanja. Di setiap sudut selalu penuh pengunjung. Sangat menyenangkan menyusuri tempat ini. Ketika saya bagikan foto-foto kota Seoul, sebagian teman saya mengatakan mirip seperti yang terlihat di drama Korea. (Hemm, waktu itu saya belum pernah menonton drakor.)Â
Sekalian menemani suami yang bernostalgia. Kami mampir sebentar ke satu bangunan yang pernah menjadi rumahnya beberapa tahun lalu. Itaewon juga terkenal sebagai pemukiman orang asing. Banyak kedutaan besar berada di sini, juga pangkalan utama militer Amerika Serikat hingga tahun 2018.
Secara tidak sengaja, di satu ruas trotoar, terdapat pemandangan yang menarik. Di atas pematang jalan terdapat lempengan baja yang dipasang berjajar dengan tulisan dalam berbagai bahasa beserta peta negaranya, termasuk juga Indonesia.
Tertulis di atasnya "Apa kabar" dengan kata Indonesia, Jakarta, beserta bendera dan peta negara.
Ini mungkin salah satu keisengan saya, memperhatikan sesuatu yang kurang menarik perhatian orang lain. Ada betulnya juga, ngapain juga memandangi trotoar?