Berkendara dengan kereta luncur, Schlittenfahren, begitu sebutannya di Jerman, berasal dari kata Schlitten: kereta luncur, Â dan fahren: berkendara.
Model kereta luncur yang paling umum digunakan adalah yang klasik, terbuat dari kayu. Bentuk lama ini masih digemari dan digunakan hingga sekarang, dan tetap tersedia setiap tahunnya di pasaran.Â
Ada yang dibuat untuk dinaiki satu orang, tetapi bisa dikendarai oleh seorang anak kecil dan seorang dewasa. Selain itu ada juga kereta luncur yang dibuat agak panjang, bisa menampung dua orang atau lebih.
Kereta luncur sudah digunakan sejak milenium ketiga SM, dan merupakan alat transportasi tertua di dunia. Pada masa itu digunakan untuk menarik beban berat di padang pasir.
Sekitar tahun 800-an, kereta luncur mulai digunakan di Eropa, oleh bangsa Viking dari Skandinavia. Kereta ini merupakan alat transportasi pada musim dingin. Penduduk di sekitar pegunungan Alpen kemudian menggunakannya, untuk mengangkut jerami dan kayu.Â
Belakangan, kereta luncur semakin populer di kalangan borjuasi Eropa. Anak-anak mereka bermain di atas salju dengan kereta yang ditarik oleh orang tuanya. Kegiatan ini menjadi momen istimewa setiap musim dingin, yang pantang untuk dilewatkan.
Lama-kelamaan, kereta luncur semakin merata digunakan oleh semua lapisan masyarakat hingga sekarang.
Schlittenfahren tetap digemari dan tidak tergerus zaman, kendati  olahraga ski semakin marak. Dengan kereta luncur, siapa pun dapat bersenang-senang kapan saja tanpa perlu pergi ke daerah khusus, seperti main ski.