Selama menetap di Jerman, saya belum pernah mendengar dari teman Indonesia dan negara Asia lainnya mengenai pengalaman mereka yang berkaitan dengan hantu di negeri ini.
Dari orang Jerman sendiri? Mungkin mereka akan menganggap saya aneh dan berhalusinasi jika berbicara tentang hantu.
Ketakutan akan hantu, monster dan sejenisnya itu dianggap khayalan dan pikiran anak kecil.
Anak-anak di usia antara 3 dan 5 tahun berada pada fase magis. Pemikiran dan tingkah mereka dipengaruhi oleh ide-ide magis, seperti hantu, monster dan penyihir.
Sering kita mendengar anak-anak mengatakan ada monster yang bersembunyi di kolong tempat tidur atau di balik gorden. Ada juga yang bertanya apa mungkin hantu dan monster dari satu dongeng bisa keluar dari buku.
Ketakutan seperti ini sangat mengganggu tidur mereka. Menemani mereka hingga tertidur dapat mencegah mimpi buruk.
Orang dewasa di sini, sepanjang yang saya tahu, tidak ada yang percaya bahwa hantu atau monster itu ada.
Herannya, saya juga tidak pernah merasa takut selama berada di negeri ini. Bahkan jika misalnya saja berjalan sendirian di pemakaman ketika mengunjungi makam mertua.
Teman-teman saya dari Indonesia juga berpendapat yang sama. Ada seorang teman saya yang bisa "melihat" dan memiliki perasaan yang sangat peka terhadap makhluk halus.
Lita, panggil saja begitu, mengatakan tidak pernah merasa takut atau dihinggapi rasa aneh di negeri ini. Tengah malam tidur dengan jendela terbuka juga tak masalah. Tapi berbeda jika dia berada di Indonesia, begitu pengakuannya.
Dalam parapsikologi, ilmu sosial cabang dari psikologi, yang meneliti kemampuan psikologis di luar kesadaran dan kemampuan normal. Ada 3 bidang kategori, yaitu Indra keenam (misalnya telepati, kewaskitaan), psikokinesis (interaksi pikiran terhadap suatu objek), dan kehidupan setelah mati.