Bilik dengan ukuran relatif tidak luas ini dibutuhkan semua orang. Sebagian orang yang menganggap toilet adalah tempat untuk menyepi, mencari inspirasi dan juga melamun.Â
Wujud toilet juga beragam. Saya pernah melihat satu toilet yang interiornya bagus sekali, dindingnya dilengkapi dengan rak buku. Ternyata ada juga orang yang betah berlama-lama di toilet.Â
Urusan jamban ini memang tidak sederhana. Saya memang belum pernah keliling dunia. Hanya beberapa negara yang pernah dikunjungi, dan dari pengalaman yang tidak banyak itu, pendapat pribadi saya toilet terbaik yang pernah saya kunjungi adalah di Jepang. Tidak sekalipun saya jumpai toilet umum yang kotor.
Toilet Jepang tidak hanya bersih, tetapi juga canggih, dilengkapi berbagai tombol untuk menyiram, membilas, mengeringkan dan fungsi lainnya. Ada yang menarik dan penting, dudukan WC dilengkapi dengan pemanas, sangat nyaman jika digunakan saat musim dingin. Di Jepang kabarnya tersedia juga toilet jongkok, tapi saya tidak menemukannya saat berada di sana.
Toilet jongkok juga ada di rest area di jalan tol di negara Perancis. Saya pernah menggunakannya, sayangnya memang untuk urusan bilik kecil ini saya kurang tertarik untuk memotretnya.
Bagaimana keadaan toilet di Tiongkok, yang menurut orang keadaannya agak horor. Memang benar ada, tetapi biasanya untuk toilet umum yang banyak dikunjungi wisatawan dan tidak diurus dengan baik.
Masih banyak masyarakatnya yang melenggang pergi setelah selesai menuntaskan urusannya, karena anggapannya bahwa yang akan menggunakan berikutnya itulah yang harus menyiram.
Selama menetap di Negeri Tirai Bambu beberapa kali saya mendapat pengalam yang tidak nyaman ini. Salah satunya saat akan menggunakan WC umum di salah satu Great Wall yang tidak jauh dari kota Beijing. (Di sekitaran Beijing ada tiga Great Wall yang paling populer di kalangan wisatawan.)Â
Ternyata toilet bukan tempat untuk menyendiri. Di Cina banyak tersedia wc jongkok di tempat umum, mengingat kondisi kebersihan secara umum di sana memang lebih baik menggunakan wc jongkok.
Sekali waktu saya memasuki ruangan toilet, terlihat 6 jamban jongkok berderet tanpa sekat di seberangnya (berhadapan) ada 6 toilet  lainnya, tanpa pintu dan sekat. Saya urungkan niat buang air setelah melihat keadaan seperti itu. Memang sangat jarang toilet model ini, tetapi masih ada, sekalipun di kota besar seperti Shanghai dan Beijing.
Sejarah toilet
Konon, toilet sudah dikenalkan oleh bangsa Yunani sejak 2500 tahun SM, kemudian dikembangkan oleh bangsa Romawi. Toilet pada masa itu dibangun berderet-deret tanpa sekat di dalam satu ruangan besar.
Namun, penggunaan jamban ini hanya untuk orang-orang kaya saja, mereka menggunakannya sebagai tempat untuk berdiskusi membicarakan bisnis dengan teman dan kenalan dekat.Â
Setelah jatuhnya kekaisaran Romawi, sistem sanitasi tidak diperhatikan lagi. Pada Abad Pertengahan budaya toilet mencapai titik terendah. Masyarakat tidak peduli lagi dengan kebersihan, bahkan seenaknya membuang kotoran mereka.Â
Masalah sanitasi ini merupakan penyebab wabah kolera di seluruh Eropa, yang memakan korban ratusan ribu orang.
Water closet (WC) pertama kali dibuat pada abad ke-16 oleh Sir John Harrington dari Inggris. Di rumahnya, dia memasang toilet flush beserta tangki air dan katup.Â
Kemudian WC ini dikembangkan pada abad ke-18 oleh Alexander Cumming, seorang ahli matematika dan mekanik dari London. Dia kemudian dikenal sebagai penemu toilet modern.Â
Sebelum WC dikenal, dulunya masyarakat di Jerman membuat toilet di halaman atau kebun mereka berupa rumah kecil dan lubang di tanah. Di Indonesia, model jamban seperti ini dikenal dengan sebutan kakus (sepertinya berasal dari bahasa Belanda).
Untuk pertama kalinya pada tanggal 19 November 2001 dicanangkan sebagai Hari Toilet Sedunia oleh Organisasi Toilet Dunia, yang diprakarsai oleh Jack Sim dari Singapura. Fokus utamanya adalah kebersihan, pencegahan penyakit dan pencemaran air tanah yang ditimbulkan dari pembuangan limbah tubuh manusia tersebut.Â
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa sekitar 4,2 miliar orang hidup tanpa sanitasi yang memadai, seperti penduduk di daerah pedesaan miskin dan pemukiman kumuh di wilayah perkotaaan. Sistem sanitasi yang jelek ini menyebabkan timbulnya berbagai penyakit dan pencemaran air tanah. Krisis kebersihan global yang memprihatinkan.
Oleh sebab itu, pada tahun 2013, PBB mendeklarasikan tanggal 19 November sebagai Hari Toilet Sedunia. Semoga masyarakat semakin menyadari akan pentingnya sistem  sanitasi yang baik, demi kesehatan bersama.
Selamat Hari Toilet Dunia!
-------
Hennie Triana Oberst - DE.19112020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI