Pipiku memerah ketika mendengar nama Fynn disebut. Cowok tinggi yang wajahnya mirip  Shawn Mendes ini sering membuatku tersipu-sipu. Mereka berdua adalah sahabat Emma sejak awal sekolah.
Kami berempat berada di kelas yang sama, walaupun Emma dan aku mengambil jurusan Bahasa, sedangkan Paul dan Fynn mengambil jurusan IPA dan Teknologi (NWT). Kami hanya berpisah ruang kelas jika mengikuti mata pelajaran jurusan saja.Â
Aku dan Emma mengikuti pelajaran bahasa Spanyol sebagai bahasa asing ketiga, sedangkan Paul dan Fynn mengikuti pelajaran NWT. Selebihnya mata pelajaran yang kami ikuti sama semua jumlah jamnya, seperti Biologi, Kimia, Fisika, Geografi dan yang lainnya.
Bagiku cukup berat juga berada di jurusan Bahasa, karena aku harus mempelajari empat bahasa asing, karena Bahasa Ibuku adalah bahasa Arab. Tetapi aku tetap berusaha dan tekun mempelajari bahasa Jerman, Inggris, Perancis dan Spanyol.
Mama berpesan, masa depan kami ada di negeri yang baru ini, tempat kami mendapat harapan untuk hidup lebih baik. Aku juga ingin seperti ketiga kakakku yang tidak pernah menyerah untuk mengejar impian mereka.
Dua orang kakakku sedang melanjutkan pendidikan dengan kerja praktik selama 3 tahun. Sedangkan kakak tertuaku bekerja di restoran sebagai juru masak, itu memang cita-citanya dari dulu.
Aku yakin, jika serius belajar pasti berhasil. Buktinya aku bisa mengikuti pelajaran di sini, walaupun harus turun dua kelas, karena mempelajari bahasa Jerman dan penyesuaian mata pelajaran.
***
Brak!
Sepedaku menimbulkan suara keras saat menyentuh aspal jalan di dekat sekolah. Tergelincir di atas jalan yang dipenuhi daun-daun rontok dan basah karena diguyur hujan tadi malam.
"Kamu baik-baik saja?"