Cinta dalam Sepotong Oreo Cheese Cake

Seperti kebanyakan pria Jerman yang piawai dengan urusan dapur dan rumah tangga, suami saya adalah bagian dari mereka dan tidak segan melakukannya. 

Kegemaran memasak sepertinya dia dapatkan dari ayahnya. Dulu, ayah mertua saya itu memang selalu menyajikan masakan lezat jika kami berkunjung dan menginap di rumah mereka.

Bakat beliau ini diturunkan ke anak satu-satunya.  Menurut suami saya, sejak masih di usia sekolah, dia suka mencoba dan bereksperimen di dapur. Paling tidak dia bisa memperbaiki rasa dari latihan terus menerus, hingga mampu mendapatkan resep yang pas. 

Kebiasaannya ini berlanjut terus hingga dia berumah tangga. Namun, setelah berumah tangga, sepertinya dia menjadi terbiasa dan menyukai masakan saya. Hobinya meracik makanan di dapur hanya sesekali dikerjakan. Sudah biasa jika suami istri berbagi tugas.

Yang penting satu sama lain tidak boleh enggan untuk membantu dan turun tangan tanpa ada perintah.

Dalam urusan membuat kue (baking), suami saya lebih mahir dan telaten. Saya mulai melakoni dunia baking ini saat sudah punya anak. Dengan teman-teman satu grup ketika mengikuti senam hamil hubungan pertemanan berlanjut hingga anak-anak kami lahir.

Kami saling berkunjung ke rumah secara bergantian, anak-anak bisa main bersama dan kami para ibu bisa saling bertukar cerita. Dari waktu senggang ini saya perhatikan, wanita-wanita di Jerman sangat mahir dalam membuat berbagai jenis kue.

Biasanya setiap akhir minggu suami saya selalu mampir ke bakery membeli kue untuk teman minum kopi. Tetapi sejak masa karena pandemi ini, dia sering mencoba resep-resep kue yang baru.

Jika sedang membuat kue, kami berdua tidak saling campur tangan. Jadi benar-benar dikerjakan sendiri. Alasannya, agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Jadi, jika gagal, bisa dipelajari dan dikoreksi sendiri untuk percobaan pada lain waktu.

Karena jenis kue oreo adalah kesukaan putri kami, maka kue inilah yang paling sering dibuat oleh suami saya. Sementara itu cheese cake adalah kue kesukaan suami saya, maka perpaduan oreo dan cheese cake adalah hasil yang cukup memuaskan untuk kami bertiga.

Bagi yang ingin mencoba membuat oreo cheese cake ini, bisa dicoba resep berikut yang dijamin tidak rumit.

Bahan (loyang ukuran 26 cm):

2 bungkus oreo 

80 g tepung terigu

3 butir telur

120 g gula pasir

50 g butter

500 g quark*

400 g double cream cheese

1 bungkus bubuk puding vanila

1 batang vanili 

Caranya:

1)

- Hancurkan biskuit oreo beserta isinya.

- Lelehkan butter

- Campur remahan oreo dan lelehan butter.

- Letakkan di dalam loyang, tekan-tekan hingga padat. 

 - Masukkan ke dalam lemari es

2)

- Masukkan quark, cream cheese, bubuk puding vanila, gula pasir, isi dari sebatang vanili dan tepung terigu ke dalam mangkuk besar.

- Aduk dengan menggunakan mixer hingga halus dan tercampur rata.

- Tambahkan telur satu per satu. Kocok hingga tercampur rata.

3)

- Keluarkan loyang dari lemari es.

- Masukkan campuran adonan ke dalam      loyang.

- Panggang selama kurang lebih 50 menit di dalam oven yang telah dipanaskan terlebih dahulu, dengan suhu 160 derajat Celcius.

- Matikan oven, buka sedikit pintu oven, biarkan cake berada di dalamnya sekitar 10 menit.

- Keluarkan dari oven dan biarkan dingin.

- Oreo cheese cake siap disajikan.

Selamat mencoba dan menikmati!

Catatan:

*Quark (keju quark), jenis keju yang biasa digunakan untuk membuat cheese cake di Jerman.

Menurut yang pernah saya baca, keju quark bisa diganti "cottage cheese" atau ricotta cheese yang dicampur dengan sour cream.

-------

Hennie Triana Oberst - DE.31102020

"Tukar Peran Rumah Tangga"