Sejak sarapan kemarin pegawai yang bertugas di restoran hotel memperhatikan meja kami. Pagi ini sepertinya dia ingin menjawab rasa penasarannya.
Leonardo, sebut saja begitu, dia merapikan meja di sebelah meja kami setelah ditinggalkan tamu. Saya sedang duduk berdua dengan putri saya, sementara suami sedang menunggu pesanan telur dadar.
Dia menyapa saya, menanyakan apakah saya ingin memesan cappuccino lagi. Ya, memang cangkir saya sudah kosong.Â
"Boleh tanya, anda dari mana?"
Leonardo bertanya dengan sopan dan hati-hati.
Setelah saya katakan dari Indonesia, dia pun langsung mengatakan bahwa dia sudah menduga saya orang Indonesia. Katanya, dia pernah berada dua bulan di Indonesia, ke Lombok, Bali, Bromo dan Jogjakarta. Eh, banyakan dia jalannya daripada saya.
"I love nasi goreng."
Dia mengucapkan dengan penuh perasaan sambil mengecup ujung jarinya.
"Sayangnya di hotel ini enggak ada nasi goreng."
Leonardo agak berbisik mengucapkannya, ada tamu dari meja lain yang memperhatikan kami dan seperti menguping.
Dia pun pamit ketika suami saya kembali dengan membawa pesanannya.
Restoran mulai sepi, jam sarapan hampir selesai. Mereka terlihat mulai membereskan meja untuk jam makan berikutnya.
Sebelum kami meninggalkan restoran, Leonardo kembali mendatangi kami, menanyakan apakah kami sudah mengunjungi Danau Tenno. Dia menyarankan untuk ke sana jika belum.
"Aku yakin kalian akan suka. Tidak akan rugi mengunjungi tempat cantik itu."
Senyum ramahnya tak lepas dari bibirnya.
Lago di Tenno
Jarak danau Tenno tidak terlalu jauh dari hotel tempat kami menginap. Kami mengikuti GPS saja. Mengendarai mobil  menyusuri jalan-jalan kecil di perkampungan penduduk.  Terlihat lengang tetapi pemandangannya sangat indah.
Kami mampir ke kafe yang ada di parkiran kendaraan, hanya menikmati minuman saja. Tidak sampai sepuluh menit berjalan kaki dari parkiran, melewati rumah penduduk kemudian memasuki hutan kecil dan menapaki undakan tangga abad pertengahan yang membawa ke danau yang terletak jauh di bawah.
Danau Tenno terletak di wilayah Trentino-Alto Adige, dalam bahasa Jerman disebut Trentino-Sdtirol. Danau kecil ini memiliki luas sekitar 25 hektare, bentuknya hampir membulat sempurna, berada di daerah pegunungan pada ketinggian 570 meter dari permukaan laut.
Menurut studi yang dilakukan Fondazione Agnelli, lembaga penelitian di bidang ilmu sosial, danau Tenno adalah danau air tawar terbersih di Italia.
Warna airnya menjadi yang sangat indah, menjadi daya tarik tersendiri. Warna biru langit dan toska, atau dikenal juga dengan sebutan biru pirus, yaitu perpaduan warna biru dan kehijauan.
Wilayah sekitar danau Tenno merupakan tempat yang sangat ideal sebagai tempat relaksasi. Danau Tenno tersembunyi dikelilingi hutan yang lebat, di kaki Monte Misone. Gunung Misone dengan tinggi 1803 meter adalah tempat yang digemari para pencinta hiking.
Suhu air Lago di Tenno yang nyaman di musim panas, berkisar antara 20 hingga 23 derajat Celcius, menjadikan danau ini sebagai tempat yang menyenangkan untuk berenang. Sepertiga bagian dari danau Tenno dijadikan area pemandian. Pengunjung bisa sekadar bersantai di pinggiran danau dengan hamparan rumput yang luas, jika tidak ingin bermain di air.
Ada pulau kecil yang terletak di bagian tengah danau. Cukup dengan berjalan kaki kita bisa menjangkaunya. Bahkan jika curah hujan sangat rendah dan air di danau menyusut, kaki kita tetap kering hingga ke pulau.
Pengunjung tidak dibolehkan membawa anjing ke area pemandian ini. Ada pantai khusus yang disediakan wisatawan yang ingin membawa anjingnya untuk berjalan-jalan dan bermain di air, yaitu di bagian barat tepian danau.
Lago di Tenno ini memang tepat sekali sebagai pilihan tempat untuk menyegarkan pikiran, tempat yang tidak ramai dengan grup wisatawan yang menyukai keramaian.
-------
Hennie Triana Oberst - DE.17102020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H