Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Kastanye, dari Makanan Orang Miskin Menjadi Delikates Musim Dingin

14 Oktober 2020   08:06 Diperbarui: 19 Oktober 2020   02:15 1465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kastanye - foto: Couleur/pixabay.com

Tidak terasa, bulan Oktober sudah berjalan hingga pertengahan. Hari jadi terasa semakin pendek, karena menjelang pukul delapan pagi matahari mulai muncul. Cuaca juga berubah, temperatur udara mulai turun pelan-pelan. Udara yang dingin seperti ini sering membuat nafsu makan meningkat. 

Saat ini, di supermarket mulai banyak dijual kacang kastanye. Sangat cocok dijadikan camilan untuk menghalau udara dingin.  Kacang kastanye, mungkin di Indonesia lebih akrab dengan sebutan chestnut.

Makanan Orang Miskin

Kacang kastanye atau sering disebut kastanye manis ini nama latinnya adalah Castanea sativa. Sebutan lainnya adalah maroni atau marone, yang berasal dari bahasa Italia "marrone" artinya coklat.

Menurut penemuan prasejarah, kastanye sudah dibudidayakan di wilayah Kaukasus Armenia antara abad ke-9 dan ke-7 Sebelum Masehi.

Konon, pada zaman Romawi, kastanye merupakan bahan pangan pokok yang sangat penting. Kacang ini merupakan sumber karbohidrat utama, khususnya di daerah pegunungan dengan musim dingin yang panjang dan cuaca yang parah. 

Kastanye diolah menjadi tepung sebagai bahan baku utama untuk membuat roti. Ini adalah makanan pokok masyarakat yang tidak mampu pada saat itu.

Hingga abad ke-20, kastanye masih menjadi bahan makanan pokok masyarakat di wilayah yang tidak menanam biji-bijian seperti gandum. 

Tanaman kastanye kemudian menyebar ke hampir seluruh wilayah Eropa. Sejak tahun 1990 permintaan kastanye semakin meningkat. Negara-negara Mediterania dengan hawa yang lebih hangat banyak yang membudidayakan kastanye.

Saat ini, negara China, Bolivia dan Turki merupakan penghasil kacang kastanye terbesar, disusul oleh Italia.

Kastanye dan Manfaatnya

Pohon kastanye mulai berbunga awal musim panas, dari bulan Juni hingga Juli, dengan warna bunga putih kehijauan, kekuningan hingga merah. Buahnya mirip seperti buah rambutan. Di dalam buah inilah terdapat kacang kastanye, berkulit coklat dengan ukuran sekitar 2 hingga 3 cm. Masa panennya sekitar bulan September hingga akhir Oktober.

Kastanye - foto: Couleur/pixabay.com
Kastanye - foto: Couleur/pixabay.com

Saat ini daun-daunnya mulai rontok dan banyak buah yang juga berserakan di tanah, seperti terlihat di rumah tetangga sekitar tempat tinggal kami yang memiliki pohon ini.

Biasanya, pada musim dingin, banyak penjual kacang kastanye dengan gerobak kecilnya. Kastanye dimasak dengan cara disangrai, dijual dengan menggunakan kantong kertas. Sangat enak dinikmati saat masih panas, dengan aroma khasnya.

Kendatipun tidak sama persis, tapi rasa kastanye bisa disamakan dengan biji nangka yang dibakar atau digoreng.

Kastanye yang bebas gluten ini terdiri dari 48% air, 40% karbohidrat, 8% serat, 2% protein dan hanya 2% lemak. Mengandung vitamin B, kalsium, magnesium, fosfor dan beta karoten. Di samping itu elemen mangan yang dikandung kastanye membantu tubuh melakukan detoksifikasi. 

Selain mengolah Kastanye dengan cara menyangrai, bisa juga dimasak menjadi sup krim kastanye, atau dibuat menjadi campuran bahan makanan lain seperti daging atau sayuran. 

Kastanye yang tidak bisa dikonsumsi

Ada juga jenis kastanye yang tidak bisa dikonsumsi, sebutannya horse chestnut, dengan nama latin Aesculus. Meskipun sekilas terlihat bentuknya sangat mirip, tetapi di dalam buah horse chestnut hanya terdapat satu biji chestnut, sedangkan pada kastanye manis jumlahnya bisa mencapai tiga biji.

Kastanye yang tidak bisa dikonsumsi ini biasanya dibuat menjadi hiasan. Anak-anak sering mengumpulkan buah kastanye ini, kemudian dibentuk menyerupai bentuk orang, binatang atau lainnya dengan menggunakan lidi. Bisa juga dibuat seperti bentuk lingkaran atau kalung untuk menjadi hiasan yang digantungkan di pintu rumah.

Salam hangat.

-------

Hennie Triana Oberst - DE.14102020

Rujukan: waldwissen.net/de

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun