Pistachio, kacang berkulit keras, berbentuk agak lonjong dan berwarna hijau ini sering menjadi cemilan kala bersantai.
Menurut legenda, Ratu Sheba dari kerajaan Babilonia menjadikan pistachio sebagai makanan eksklusif kerajaan dan melarang masyarakat awam untuk menanamnya sebagai konsumsi pribadi.
Konon kabarnya, Raja Nabū-kudurri-usur II juga menanam pohon pistachio ditanam di Taman Gantung Semiramis* yang dibangunnya.
Kata "pistachio" berasal dari Bahasa Persia "peste".
Pistachio termasuk jenis tanaman tua, berasal dari Timur Tengah. Pistacia atlantica atau Pistacia khinjuk (pistachio liar) sudah ada sejak Zaman Batu pada Budaya Natufia. Catatan sejarahnya dapat dilihat di situs arkeologi Tell Abu Hereyra di Suriah.
Dari Timur Tengah tanaman ini menyebar ke Mediterania, menjadi makanan lezat yang berharga. Tiga negara penghasil pistachio terbesar di dunia adalah Iran, Amerika Serikat, tepatnya di negara bagian Kalifornia dan Turki.
Harga kacang ini tergolong relatif lebih mahal dibandingkan dengan jenis kacang lainnya. Alasannya adalah pohon pistachio harus tumbuh sekitar 7 tahun sebelum menghasilkan buah pertamanya.
Di samping itu, pohon ini harus ditanam sepasang. Pohon betina nantinya yang akan menghasilkan buah.
Jika buah sudah siap panen, sekitar bulan September, harus selesai dalam waktu tiga minggu. Sebab pistachio sangat gampang terserang jamur, yang bisa memicu kanker bagi yang mengonsumsinya.
Kacang pistachio setelah disangrai dapat dikonsumsi begitu saja, bisa juga dijadikan campuran olahan berbagai jenis makanan.
Jenis kue dan kudapan dari Turki banyak yang menggunakan pistachio, contoh yang paling umum adalah kue manis dan lezat bernama Baklava.
Tidak hanya lezat, pistachio juga mengandung nutrisi penting untuk tubuh, yaitu Kalium, Fosfor, Beta karoten, Vitamin B6, Tiamin dan Magnesium.
Rempeyek Pistachio
"Kreativitas adalah bahan mentah yang tak terbatas."
Tinggal di luar tanah air memang menjadikan orang lebih kreatif, terutama dalam memenuhi keinginan perut yang tak bisa lepas dari selera Nusantara.
Kacang pistachio bisa juga diolah dan disulap menjadi kudapan rasa tanah air yang nikmatnya tak kalah dengan kreasi aslinya.
Rempeyek (peyek) pistachio bisa menjadi pilihan. Agak tidak biasa memang jenis peyek ini, bisa jadi belum banyak atau mungkin belum ada yang membuatnya.
Peyek yang biasa banyak dijumpai adalah peyek kacang tanah, kacang hijau, kedelai, sayuran, teri dan udang. Sayangnya untuk makanan laut tidak bisa saya cicipi karena reaksi alergi parah yang harus saya hadapi.
Beberapa waktu lalu saya ingin mencoba membuat peyek pistachio ini. Sayangnya persediaannya di rumah sudah habis. Alasan lainnya, saya kurang bisa membuat cemilan gurih ini.
Saya pernah dua kali mencoba dan sedikit berhasil membuat rempeyek. Dari pengalaman ini, bisa diambil kesimpulan, bahwa untuk menghasilkan rempeyek yang garing, renyah dan gurih diperlukan latihan dan kesabaran yang banyak.
Untungnya ada seorang teman dari Indonesia yang pintar membuat kuliner Nusantara. Hasilnya sangat memuaskan, walaupun dia bukan seorang juru masak.
Lantaran harga kacangnya yang relatif lebih mahal dari kacang umumnya, maka peyek pistachio dibuat jika ada teman yang memang memesannya saja.Â
Rempeyek kacang pistachio ini jika disantap memiliki rasa yang berbeda, karena tidak terlalu berat di perut seperti rasa kacang tanah. Tapi ini hanya pendapat pribadi, mungkin bagi orang lain tidak ada bedanya.
Bagi yang ingin mencoba rempeyek kacang pistachio, bolehlah mencobanya. Tetapi saya tidak bisa memberi resepnya, sebab peyek pistachio ini adalah kreasi seorang teman.
Salam kuliner Nusantara!
Catatan:
*Taman Gantung Semiramis dikenal juga dengan nama Taman Gantung Babilonia, salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno.
-------
Hennie Triana Oberst - DE.13092020
Bacaan: focus.de, aboutnuts.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H