Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menghindari Penyakit Gaya Hidup. Yuk, Jalan Kaki!

6 September 2020   06:36 Diperbarui: 6 September 2020   14:47 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aktivitas manusia pada masa sekarang ini semakin mudah dilakukan, kita bisa menyelesaikan banyak pekerjaan dan kegiatan lainnya dari jarak jauh. 

Ambil contoh yang akrab dengan kehidupan sehari-hari, misalnya membuka pintu gerbang rumah, menghidup-matikan lampu, sekarang ini cukup dilakukan dengan menekan tombol dari jauh, atau dengan perintah suara bahkan hanya dengan tepuk tangan.

Kemudahan yang kita dapatkan dari kemajuan teknologi ini membuat hidup kita lebih nyaman, tetapi perlu diimbangi dengan aktivitas lainnya agar tubuh tetap bergerak. Tubuh kita diciptakan untuk melakukan gerakan, agar kesehatan tidak terganggu. Gerak badan akan menguatkan fisik dan mental.

Di masa pandemi yang membatasi kontak sosial sejak Maret lalu hingga hari ini, membuat masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Aktivitas di luar rumah belum semuanya bisa dilakukan seperti sebelumnya.

Anak-anak, terutama remaja (seperti putri saya), selalu sibuk dengan gadgetnya. Kebetulan di wilayah kami masih tersisa seminggu lagi liburan sekolah. Di Jerman, kursus dan aktivitas lainnya di luar sekolah seperti les musik, tari, sport, ikut libur juga sesuai jadwal liburan sekolah.

Mulai tanggal 14 September nanti anak-anak akan kembali ke sekolah, tentu dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang berlaku di masa new normal ini. Mudah-mudahan semua berjalan lancar, seperti kegiatan belajar tatap muka sebelum liburan panjang yang lalu.

Sementara ini saya biarkan sesekali putri saya mengisi waktu dengan teman dekatnya yang tinggal sekitar 2 km jaraknya dari rumah kami. Saya katakan, jika ingin mengunjungi temannya, agar dia berjalan kaki atau menumpang bus yang berangkat tiap 30 menit sekali. Putri saya memilih untuk jalan kaki, karena tidak tergantung dengan jadwal bus.

Paling tidak dia sudah melakukan gerak badan di udara bebas, daripada hanya menghabiskan waktu dengan gadgetnya.

Melakukan olahraga rutin memang tidak semua orang bisa, termasuk saya. Sudah dua kali saya mendaftar di pusat kebugaran, berharap termotivasi untuk rutin olahraga.

Ternyata setelah beberapa bulan, timbul rasa jenuh dan malas, walaupun setelah olahraga badan terasa segar. Namun masalahnya, mempersiapkan waktu khusus ke tempat tersebut, membuat semangat lama-lama pupus. Mengemudi kendaraan pulang pergi, terutama jika di musim dingin bukan hal yang menyenangkan bagi saya, karena saya termasuk orang yang malas nyetir.

Akhirnya saya pilih saja untuk berjalan kaki. Lokasi rumah kami yang berada di pinggiran kota, lebih tepatnya di desa, cukup mendukung olahraga ringan ini. 

Selain berjalan kaki, bisa juga ditambah dengan melakukan olahraga dan gerakan ringan lainnya di rumah.

Yang sering saya lakukan adalah, jika sedang membersihkan wajah dan menyikat gigi, saya akan melakukan juga gerakan setengah jongkok (apa ya istilah gerakan ini?).

Penyakit gaya hidup dan manfaat jalan kaki

Kurang gerak bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas dan beberapa lainnya, penyakit yang biasa disebut dengan "penyakit gaya hidup" (Zivilisationskrankheit).

Mengatasi kurang gerak ini tidak harus rutin melakukan olahraga yang berat, berjalan kaki setiap hari sangat disarankan. Berjalan-jalanlah di sekitar rumah, diawali sekitar 30 menit hingga 1 jam, lebih lama lebih baik. Bisa juga ketika melakukan rutinitas lain, jika biasanya menggunakan kendaraan, dapat ganti dengan berjalan kaki. 

Selain manfaat tersebut, jalan kaki membuat tubuh bugar dan mengurangi sakit punggung, juga akan menghadirkan suasana hati yang lebih gembira.

Berdasarkan studi di Eropa yang diikuti sekitar 334.000 peserta, jalan kaki membuat awet muda dan mengurangi risiko kematian.

Jalan kaki juga bisa menurunkan risiko demensia. Seperti hasil penelitian pada penderita Alzheimer, jenis demensia yang paling umum.

Seorang pasien Alzheimer melaporkan, berkat olahraga berjalan kaki yang teratur, dia berhasil menulis buku meskipun sedang sakit. 

Semoga kita semua sehat selalu.

Yuk jalan kaki!

-------

Hennie Triana Oberst - DE.05092020
"Jarang Gerak "

Bacaan: utopia.de, uni-hamburg.de 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun