Sejak lahir, bahkan mungkin sejak di dalam perut, anak-anak sudah akrab dengan boneka. Bentuknya juga beragam, tetapi seringnya boneka binatang yang biasa menemani anak tidur. Dari sekian banyak boneka pasti ada yang menjadi barang kesayangan, yang dibawa ke mana-mana, bahkan jika menginap di satu tempat.
Sampai sekarang saya tidak tahu ada berapa banyak boneka yang pernah dimiliki putri saya. Koleksinya sebagian telah saya hibahkan ke anak-anak lain, sebagian dibuang dan sebagian lagi masih disimpan di gudang. Menunggu masa bersih-bersih berikutnya.
Kebetulan anak saya walaupun memiliki beberapa boneka kesayangan, tetapi dia tidak pernah tergantung dengan satu pun dari mainnya tersebut. Jadi, seandainya kami pergi dan menginap di satu tempat dan kebetulan boneka kesayangannya itu ketinggalan di rumah, maka anak saya tetap bisa tidur nyenyak tanpa harus menangis karena tidak ditemani boneka kesayangannya.
Pernah satu dari boneka kesayangannya tertinggal di salah satu pesawat terbang yang kami tumpangi. Sampai sekarang masih dia sesali bonekanya hilang begitu saja, karena itu adalah hadiah dari perjalanan papanya ketika bertugas ke negeri lain.
Beberapa tahun silam, ada seorang pria Indonesia yang saya kenal. Kita beri dia nama "Julian". Seorang laki-laki bertubuh tinggi dan lumayan tampan wajahnya.Â
Julian saat itu sudah bekerja, tetapi tidak di perusahaan yang sama dengan saya. Dia memiliki pacar seorang gadis cantik, yang juga saya kenal baik. Mereka bisa dikatakan pasangan serasi.
Tetapi ada yang sedikit unik kalau tidak boleh dikatakan aneh, dan terlihat tidak biasa. Julian memiliki boneka kesayangan, boneka beruang berwarna coklat yang ukurannya tidak terlalu kecil, mungkin tingginya sekitar 35 cm. Boneka ini selalu menemaninya tidur, di manapun dia berada.
Julian akan membawa bonekanya juga jika kebetulan dia pergi menginap di satu tempat, misalnya di hotel saat perjalanan dinasnya. Menurutnya, dia tidak bisa tidur tanpa boneka kesayangannya itu.
Pacar cantiknya sudah mengetahui kebiasaannya tersebut dan katanya menerima tanpa pernah ada pembahasan mengenai hal yang tidak biasa tersebut.
Pengakuan Julian juga, tidur dengan memeluk boneka kesayangannya itu adalah jaminan untuk mendapatkan tidur yang nyenyak.
Boneka-boneka yang dimiliki anak-anak memang memberikan kehangatan, kedekatan dan rasa nyaman. Mungkin semua anak-anak biasa juga berbicara dengan boneka-bonekanya, karena benda tersebut bukan sekadar mainan tetapi sudah menjadi teman dan ada keterikatan emosio di antara mereka.
Tetapi, bagaimana jika setelah dewasa tidak bisa berpisah dengan boneka-boneka kesayangannya?
Menurut hasil studi yang dilakukan Universitas Medis Ulm Jerman, menunjukkan bahwa orang dewasa yang tidak dapat melepaskan diri dari boneka kesayangannya di masa kecil, karena keterikatan emosi yang sangat kuat, hal ini menjadi indikator Borderline Personality Disorder (BPD) atau Gangguan Kepribadian Ambang.
BPD adalah penyakit kejiwaan yang ditandai dengan kondisi seseorang yang memiliki ketidakstabilan emosi. Penderita BPD sulit mengendalikan emosinya.
Semakin besar rasa keterikatan emosi dengan boneka kesayangan mereka, semakin sulit mereka berpisah dengan benda kesayangannya. Tetapi dengan terapi dan usaha yang berkelanjutan, mereka akan bisa melepaskan diri dari ketergantungan terhadap benda-benda kesayangannya di masa kecil.
Bagaimana dengan kebiasaan Julian, apakah dia telah terbebas dari boneka kesayangannya atau tidak? Semoga saja. Karena yang saya dengar Julian sudah mempersunting gadis cantiknya.
Jika kita sudah memiliki pasangan, sepertinya kita tidak membutuhkan lagi boneka kesayangan untuk menemani tidur untuk dipeluk-peluk. Lebih baik memeluk pasangan sendiri.
Bukankah begitu?
-------
Hennie Triana Oberst - DE.26082020
Bacaan: spektrum.de
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H