"Engkau laksana bulan"
Pada puisi atau lirik lagu sering digambarkan kecantikan wanita seperti rembulan.
Mungkin di masa sekarang ini tidak ada lagi cowok yang merayu cewek dengan mengibaratkan wajah mereka seperti rembulan. Tidak seperti jaman dulu, masa-masa generasi orangtua saya.
Tapi mungkin, jika menulis puisi, masih digambarkan kecantikan wanita sebanding dengan keindahan rembulan.
Bulan yang permukaannya tidak rata memang memiliki pesona yang patut diibaratkan dengan keelokan seorang wanita.
Bulan atau rembulan dalam bahasa Indonesia dan banyak bahasa lainnya tidak mengenal gender. Tapi ada beberapa bahasa di negara lainnya yang mengenal gender dalam penggunaan kata benda.
Bahasa Jerman, misalnya, mengenal 3 jenis gender, biasa disebut Artikel, yaitu;
"der" (maskulin)
"die" (feminin)
"das" (netral).
Suatu sore saat saya sedang berkumpul dengan dua orang teman, kami membahas tentang gender kata benda yang berbeda di bahasa mereka dengan bahasa Jerman.
Saya katakan dalam bahasa Indonesia tidak ada penggunaan gender yang berpengaruh pada kasus tata bahasa dalam pembentukan kalimat. Dalam hal ini ada kemudahan dalam mempelajarinya.
Ada beberapa kata dalam bahasa Jerman yang gendernya terbalik dengan bahasa mereka.
Contohnya, kata "bulan", dalam bahasa Jerman adalah "der Mond" (maskulin)
Teman saya, Maria, yang berasal dari Argentina, mengatakan "bulan" dalam bahasa Spanyol adalah "la Luna" (feminin)
Begitu juga Vanessa, teman dari Brasil, menurutnya "bulan" dalam berbahasa Portugis adalah "a Lua" (feminin)
Tidak berbeda dengan kata "matahari", dalam bahasa Jerman sebutannya adalah "die Sonne" (feminin). Tetapi dalam bahasa Spanyol dan Portugis kata matahari adalah maskulin.
Maria dan Vanessa mengatakan bahwa gender kata benda yang terbalik ini terkadang membingungkan.
Kebingungan mereka sebetulnya tidak terlalu besar dibandingkan yang saya alami. Penggunaan gender untuk kata benda (bagi saya) sangat rumit, karena kita hanya bisa menghafal jenis gendernya.
Mungkin karena kata "bulan" dalam bahasa Jerman itu maskulin, makanya saya tidak pernah membaca puisi dan cerita mengenai perumpamaan kecantikan wanita seperti bulan.Â
Entahlah, bisa jadi belum terlalu banyak syair dan tulisan yang saya baca.
Tiap bahasa memang memiliki keistimewaan dan keunikannya tersendiri. Selalu menarik untuk dipelajari.
-------
Hennie Triana Oberst - DE 08072020
"Tentang Bahasa Jerman"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI