Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Physalis, Buah Ciplukan Nostalgia Masa Kecil

4 Juli 2020   20:25 Diperbarui: 4 Juli 2020   22:33 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ceplukan (Sumber foto: HennieTriana)

Beberapa tahun yang lalu ada pohon buah ceplukan/ciplukan ini di halaman belakang rumah kami di Jerman. Tetangga sebelah rumah kami yang menanamnya.

Sepasang suami istri yang sangat baik inilah yang membantu mengurusi Sissy, kucing kami yang terpaksa ditinggal selama kami menetap di Negeri Tirai Bambu.

Selama tinggal di sana, biasanya kami pulang ke Jerman dua hingga empat kali dalam setahun. Jadi mereka pikir, daripada lahan yang tersedia kosong, lebih baik ditanami. Kami juga bisa menikmatinya ketika sedang berada di Jerman. 

Tetapi sayangnya, masa panen ciplukan yang ditanam di rumah sekitar akhir musim panas. Kami tidak bisa menikmatinya, karena sudah kembali ke Cina.

Ada beberapa jenis dari buah ciplukan ini, dengan nama Latin yang berbeda, ada Physalis Peruviana, Physalis Angulata, dan beberapa nama lainnya. 

Saya kurang tahu bedanya, tetapi yang ada di pasaran Jerman sepertinya adalah Physalis Peruviana.

Dari salah satu namanya bisa dilihat asal buah ini, yaitu dari Amerika Selatan.

Saya kenal buah ciplukan ini saat masa kecil dulu. Banyak pohon ini tumbuh liar di hutan kecil yang sering saya datangi dengan sepupu dan teman-temannya.

Saat liburan sekolah dulu, kami selalu berkunjung ke rumah kakek nenek yang letaknya di luar kota Medan. Rumah mereka berada di salah satu perkebunan kelapa sawit. 

Tidak jauh dari tempat ini ada hutan kecil kecil tempat kami "berpetualang", memetik buah ciplukan untuk makanan burung, mencari jamur dan tanaman pakis. Ada sungai kecil tempat kami mencari ikan dan kepah*.

Ciplukan ini ternyata ada dijual di Jerman. Saya heran waktu pertama kali melihatnya di supermarket sini. Buah kecil bulat berwarna orange kekuningan yang terbungkus oleh helaian menyerupai daun tipis yang bentuk seperti lonceng atau lampion.

Physalis adalah sebutan yang biasa digunakan di sini, buah yang sangat umum dijadikan hiasan makanan pada saat penyajiannya di atas piring atau dijadikan sebagai pelengkap salad sayuran.

Di pasaran sini, ciplukan dijual dengan kemasan mini, seperti difoto, beratnya 100 gram dengan harga berkisar 3 Euro. Saya lupa menghitung ada berapa isinya dalam satu kotak tersebut, mungkin sekitar 10 hingga 12 buah.

Ceplukan (Sumber foto: HennieTriana)
Ceplukan (Sumber foto: HennieTriana)
Physalis yang masih satu keluarga dengan tomat-tomatan ini rasanya manis dan sedikit ada asamnya. Buah ini mengandung banyak vitamin C dan memiliki banyak khasiat, salah satunya adalah mengatasi keluhan sudah buang air kecil.

Mungkin saat ini di Indonesia sudah semakin banyak yang mengkonsumsi buah cantik ciplukan ini, tidak hanya sebagai makanan burung seperti masyarakat di sekitar tempat tinggal kakek saya dulu.

*Kepah; bagi yang tidak mengenal, ini adalah binatang lunak sejenis kerang-kerangan. Cangkangnya berwarna putih dan bentuknya agak pipih.

-------

Hennie Triana Oberst - DE 04072020

Ref. apotheken-umschau.de

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun