Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tarik Ulur dengan Gawai Anak

27 Mei 2020   01:41 Diperbarui: 27 Mei 2020   01:43 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaya hidup anak berubah mengikuti kemajuan teknologi, orangtua juga harus bisa mengikutinya. Paling tidak agar tidak ketinggalan hal baru dan relatif lebih gampang memantau perkembangan gaya hidup generasi baru. 

Jika sebelumnya masalah orangtua adalah membatasi berapa lama anak boleh menonton televisi, maka sekarang ditambah dengan penggunaan gadget pribadi mereka.

Urusan menonton televisi ini bagi sebagian orangtua bukan masalah sepele. Teman saya memutuskan untuk tidak memiliki televisi di rumah. Mereka tidak mau anaknya terganggu perkembangannya karena kebanyakan nonton tv. 

Bagi saya dan suami tidak terlalu menjadi masalah.

Hanya kami membiasakan putri kami untuk minta izin jika ingin menonton tv. Sampai saat ini dia akan bertanya jika ingin menonton satu acara. 

Kami berikan kepercayaan, dia juga sudah tahu film yang boleh ia tonton hanya sampai batas usianya.

Saluran tv yang mana yang boleh dia tonton, sudah diketahuinya. Di samping itu tv di sini menyajikan acara untuk dewasa di atas jam 20. Anak-anak di jam tersebut biasanya sudah harus siap-siap untuk tidur, kecuali akhir minggu dan masa liburan sekolah.

Gawai pribadi

Sejak kelas 4 SD putri kami telah memiliki smartphone pribadi. Menurut kami, dia sudah cukup matang untuk memilikinya. Ditambah lagi, jika kami dalam perjalanan jauh, dia tidak lagi merasa bosan karena tidak ada hiburan. Mungkin juga ini hanya alasan kami sebagai orangtua, demi pembenaran diri.

Laptop pribadi telah ia miliki sejak kelas 1 SD karena memang dibutuhkan untuk keperluan sekolahnya. Penggunaan gadget pribadi ini tidak lancar seperti yang kami dan dia harapkan. Ada masanya putri kami tidak menjadi seorang "Angel" yang selalu baik hati dan menuruti apapun aturan yang telah kami sepakati bersama.

Konsekuensinya dia sudah tahu, jika ada pelajaran yang terbengkalai dan ada teguran dari guru, maka satu minggu lamanya gadget akan kami sita. 

Dia tetap boleh menggunakan smartphone selama berangkat dan pulang sekolah. Alasannya, karena anak saya ke sekolah dengan menggunakan kendaraan umum, maka dia perlu memegang ponselnya, jika ada hal-hal mendadak yang terjadi.

Penyitaan gadget ini memang sangat jarang kami lakukan, baru dua kali terjadi sejak ia memiliki gadget pribadi. Kami, sebagai orangtuanya menganggap bahwa "hukuman" yang terlalu sering ia terima tidak akan membuat situasi lebih baik.

Peraturan di sekolah anak saya, ponsel sama sekali tidak boleh digunakan di dalam gedung sekolah. Mereka hanya bisa menggunakannya ketika jam istirahat dan di luar gedung sekolah. 

Seandainya ada hal yang mendesak dan penting untuk, seperti yang pernah dialami putri kami, ketika ia merasa tidak enak badan. Murid harus ke kantor sekretariat sekolah dan menggunakan telepon sekolah untuk menghubungi orangtuanya.

Anak saya sekarang duduk di kelas 7, sedang berada di masa remaja yang sering naik turun perasaannya. Kami lebih membebaskannya menggunakan gawai, terutama sejak masa pandemi ini. Hanya melalui gawai dia bisa berhubungan dengan teman-temannya. Jika temannya kebetulan berkunjung ke rumah, saya perhatikan mereka justru jauh dari gadget. 

Mungkin kami tidak termasuk orangtua yang terlalu keras menerapkan aturan agar anak kami jauh dari gadgetnya. Kami hanya memantau saja, seperti bermain layangan, dengan gaya tarik ulur.

Bisa jadi memang metode ini yang tepat untuk putri kami.

.

-------

Hennie Triana Oberst

DE 27052020

"Anak dan Gawai"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun