Dia tetap boleh menggunakan smartphone selama berangkat dan pulang sekolah. Alasannya, karena anak saya ke sekolah dengan menggunakan kendaraan umum, maka dia perlu memegang ponselnya, jika ada hal-hal mendadak yang terjadi.
Penyitaan gadget ini memang sangat jarang kami lakukan, baru dua kali terjadi sejak ia memiliki gadget pribadi. Kami, sebagai orangtuanya menganggap bahwa "hukuman" yang terlalu sering ia terima tidak akan membuat situasi lebih baik.
Peraturan di sekolah anak saya, ponsel sama sekali tidak boleh digunakan di dalam gedung sekolah. Mereka hanya bisa menggunakannya ketika jam istirahat dan di luar gedung sekolah.Â
Seandainya ada hal yang mendesak dan penting untuk, seperti yang pernah dialami putri kami, ketika ia merasa tidak enak badan. Murid harus ke kantor sekretariat sekolah dan menggunakan telepon sekolah untuk menghubungi orangtuanya.
Anak saya sekarang duduk di kelas 7, sedang berada di masa remaja yang sering naik turun perasaannya. Kami lebih membebaskannya menggunakan gawai, terutama sejak masa pandemi ini. Hanya melalui gawai dia bisa berhubungan dengan teman-temannya. Jika temannya kebetulan berkunjung ke rumah, saya perhatikan mereka justru jauh dari gadget.Â
Mungkin kami tidak termasuk orangtua yang terlalu keras menerapkan aturan agar anak kami jauh dari gadgetnya. Kami hanya memantau saja, seperti bermain layangan, dengan gaya tarik ulur.
Bisa jadi memang metode ini yang tepat untuk putri kami.
.
-------
Hennie Triana Oberst
DE 27052020