Jalan-jalan sore di sekitar perumahan tempat tinggal kami yang dikelilingi ladang terasa sangat menyenangkan. Ada kelebihannya jika tinggal di pinggiran kota di dekat lahan pertanian seperti ini.
Setiap saat bisa jogging atau sekedar jalan-jalan santai sambil menikmati udara kebun di jalan-jalan kecil yang dibuat di sekitar tanah perkebunan. Di sekitar tempat tinggal kami lahan kebun ada beragam jenisnya, seperti jagung, kentang, raps dan lainnya.Â
Dari kejauhan sudah terlihat hamparan kuning layaknya permadani yang sangat lebar. Warna indah kuning bunga dari tanaman Raps, sekitar bulan April dan Mei akan terlihat di mana-mana. Jika kita berkendara di jalan luar kota pemandangan cantik ini juga terlihat  di lahan pertanian sisi jalan.
Raps sebutannya dalam bahasa Latin adalah Brassica napus.
Tanaman ini mengandung minyak yang dihasilkan dari bijinya. Raps berasal dari wilayah timur Mediterania. Menurut catatan sejarawan, orang-orang Romawi kuno sudah mengetahui bahwa tanaman ini mengandung minyak.
Bunga-bunga raps biasanya bertahan sekitar empat minggu lamanya. Setelah itu bunganya berubah menjadi polong berwarna hijau, di dalam polong inilah tumbuh biji raps yang berwarna hitam. Setelah itu daun tanaman ini perlahan akan rontok ke tanah. Polong raps panjangnya bisa mencapai 10 cm dan akan berubah menjadi warna coklat ketika telah ranum dan siap dipanen, pada sekitar bulan Juli.Â
Budidaya raps di Eropa dimulai sekitar akhir Abad Pertengahan, diawali oleh orang Belanda, kemudian meluas ke dataran rendah wilayah Jerman bagian utara.
Industri minyak raps dimulai pada awal abad ke-19 dan permintaan minyak semakin meningkat dari tahun ke tahun. Negara Jerman mengolah minyak raps hanya mengandalkan pertanian domestik dengan syarat dan aturan yang sangat ketat diberlakukan.
Penggunaan bahan kimia untuk pupuk dan obat-obatan terhadap tanaman ini dilarang, begitu juga budidaya tanaman raps dari hasil rekayasa genetik dilarang di seluruh negara Uni Eropa.
Dari benihnya yang tumbuh sekitar satu tahun akan mencapai ketinggian 30 hingga 150 cm, tergantung dari jenis tanamannya. Biji tanaman raps mengandung 45% minyak.
Minyak yang dihasilkan diproses menjadi minyak goreng, margarin dan juga sebagai bahan bakar yang dapat terurai secara alami yaitu minyak hidrolik dan biodiesel.
Minyak goreng raps adalah salah satu minyak nabati yang populer di Jerman. Minyak nabati lebih disukai daripada hewani, karena memiliki pola asam lemak yang sangat menguntungkan dengan banyaknya asam lemak tak jenuh.
Minyak raps mengandung asam alfa-linoleat (omega-3), yang dapat menghambat reaksi peradangan dalam tubuh. Selain itu mengandung vitamin E, yang berfungsi sebagai pelindung sel, mencegah kalsifikasi arteri dan memperlambat kerusakan sel-sel tubuh.
Dalam satu tahun rata-rata orang Jerman membeli sekitar 78 juta liter minyak raps, menurut catatan tahun 2017. Selain itu minyak raps menempati urutan minyak sehat di atas minyak bunga matahari dan minyak zaitun.Â
Tidak hanya sebagai penghasil minyak saja, raps ketika berbunga dapat menghasilkan 100 kg madu dari satu hektar kebun. Banyak peternak lebah pada masa berbunga ini menempatkan koloni lebah mereka di dekat ladang raps.
Begitu juga sisa dari tanaman raps juga dapat dimanfaatkan, seperti ampas dari biji raps yang telah diambil minyaknya dapat digunakan sebagai pakan ternak. Sedangkan jerami atau batang dari tanaman ini dapat digunakan untuk alas lantai kandang kuda.
Di Indonesia minyak raps ini dikenal dengan nama minyak canola/kanola.
.
-------
Hennie Triana Oberst
DE 04052020
Ref. sueddeutsche.de, ndr.de
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H