Pertunjukan opera tidak hanya memperkaya kehidupan intelektual penontonnya, tetapi juga menyebarkan moralitas sosial, pandangan tentang kesetiaan, kesalehan, kebaikan dan keadilan, kerinduan akan kehidupan yang baik, juga cinta yang setia.
Pada tahun 2001 Opera Kunqu masuk daftar warisan dunia UNESCO sebagai "Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity".
Kami putuskan untuk meninggalkan ruangan, menonton opera seperti ini dengan membawa anak kecil bukan pilihan yang tepat.
Oh iya, di sekitar gedung pertunjukan ada beberapa tempat penyewaan kostum opera. Tidak ketinggalan jasa tata rias wajah dan fotografer, bagi yang ingin menyewa dan mendapatkan hasil foto yang bagus.
Menikmati Kota dan Makan
Gang-gang sempit di sini terbuat dari susunan lempengan batu-batu sepanjang 1,5 km, yang terbentang dari utara ke selatan. Kadang-kadang batu-batu ini agak licin jika ditapaki, terutama jika menggunakan sepatu hak tinggi. Rumah-rumah yang berada di gang ini sebagian adalah toko-toko yang menjual cenderamata.
Di Qiandeng, chou doufu sepertinya merupakan jajanan khas, dijual dengan cara menggoreng, kemudian disajikan dengan siraman saus di atasnya. Saya tidak mencobanya, karena masih belum biasa dengan aroma yang tajam menusuk. Menurut beberapa teman yang pernah mencoba, chou doufu ini sangat enak rasanya setelah digoreng.
Â
Wisatawan kaukasia, atau bule hampir tidak tampak di kota kanal ini. Sepertinya hanya suami saya siang itu satu-satunya bule yang ada di Qiandeng. Maka kami pasrah, makan siang ditemani orang-orang yang berdiri di sekitar meja, menonton kami makan. Lebih tepat, menonton suami dan anak kami yang setengah bule. Betapa berkesannya jalan-jalan di Qiandeng.