Menurut petani, selama bertahun-tahun belum pernah ada orang Jerman yang mendaftar untuk menjadi tenaga kerja musiman di masa panen. Salah satu alasan mengapa petani mempekerjakan tenaga kerja musiman adalah standar upah yang lebih rendah dibandingkan tenaga kerjaJerman. Pekerja musiman ini dibayar 9,35 Euro per jam, dengan pekerjaan secara fisik relatif cukup berat.
Daerah pertanian asparagus putih ini banyak ditemui di negara bagian Baden-Wuerttemberg, Bavaria, Lower Saxony dan North Rhine-Westphalia. Akibat penutupan perbatasan negara Jerman dan hampir semua negara Eropa lainnya, maka para tenaga kerja musiman ini tidak memungkinkan keluar dari negaranya dan memasuki negara Jerman. Di samping itu dikhawatirkan juga jika ada yang terpapar Covid-19.
Masa panen yang di ambang pintu adalah asparagus putih ini dan buah stroberi. Menjadi masalah besar petani karena untuk memanen sayuran dan buah ini hanya bisa dilakukan dengan tangan, tidak bisa digantikan oleh mesin.Â
Selain itu jika lockdown negara akibat coronavirus ini dilakukan dalam waktu yang cukup lama, bukan hanya masa panen saat ini saja yang bermasalah, tetapi juga persiapan benih untuk musim gugur yang akan datang.
Karena situasi yang sulit ini, petani menuntut pemerintah untuk membuat peraturan yang lebih fleksibel, sesuai kondisi sekarang. Agar memudahkan orang yang menganggur dan pencari suaka berkesempatan untuk mendapatkan pekerjaan.
Lowongan kerja sudah mulai dibuka untuk yang akan melamar sebagai tenaga kerja musiman dan juga tenaga sukarela.
Semoga panen tidak mengalami kegagalan dan pandemi segera berlalu.
Salam sehat untuk semua!
.-------
HennieTriana Oberst
DE 23032020
Referensi: tagesspiegel.de
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H