Sebentar lagi di Jerman memasuki musim Asparagus putih. Sayuran ini adalah jenis tanaman tahunan yang rimpangnya tetap berada di dalam tanah, dan tahun berikutnya akan tumbuh tunas baru.Â
Dulu di daerah Berastagi Tanah Karo, setahu saya ada petani asparagus putih. Apakah sampai sekarang masih tetap ada, saya kurang tahu. Sepengetahuan saya, asparagus juga bukan sayuran yang biasa dikonsumsi di Medan. Mungkin juga hanya didistribusikan ke pasar khusus.
Asparagus di Jerman
Jika musimnya tiba, ada lapak khusus penjual asparagus di beberapa tempat. Sering terlihat mereka menjual asparagus dan buah stroberi dikarenakan musimnya bersamaan.
Kami juga tidak ketinggalan memasak Spargel. Sayang sekali untuk dilewatkan musim asparagus ini, karena selain rasanya lezat, asparagus hanya bisa dinikmati setahun sekali. Di restoran juga banyak ditawarkan berbagai jenis menu khusus Spargel ini.Â
Masa panen Spargel --sebutan asparagus dalam bahasa Jerman ialah dari pertengahan April hingga tanggal 24 Juni. Sepertinya ada beberapa jenis asparagus, tetapi saya hanya pernah mencicipi asparagus putih dan hijau saja.
Asparagus putih bentuknya lebih besar dibandingkan asparagus hijau dan lila, teksturnya lebih berserat dan tidak sepadat kedua asparagus lainnya.Â
Warnanya putih karena tumbuhnya di dalam gundukan tanah gembur dan ditutupi hingga tidak terkena sinar matahari.
Asparagus sangat sehat dan rendah kalori, kaya akan serat, kalium, kalsium dan zat besi.Â
Berbeda dengan asparagus hijau, sebelum memasak asparagus putih, kulitnya harus dikupas terlebih dahulu. Asparagus putih bisa dibuat menjadi sup, ditumis atau untuk campuran salad. Tetapi yang paling umum adalah dikukus/rebus dan disajikan dengan saus Hollandaise, yaitu saus yang terbuat dari butter, kuning telur dan lemon jus/cuka.
Asparagus adalah makanan yang bagus bagi orang yang sedang menjalankan diet. Tetapi harus diperhatikan juga, bagaimana sayuran ini diolah dan disajikan. Jika disantap dengan saus hollandaise, apakah masih rendah kalori dan cocok untuk menu diet.
Kemungkinan Panen yang gagal
Petani sayuran dan buah-buahan di Jerman biasanya mendatangkan tenaga kerja musiman dari negara-negara Eropa Timur, paling banyak dari Romania dan Polandia. Tercatat sekitar 300.000 orang tenaga kerja asing setiap tahunnya yang bekerja di perkebunan Jerman.Â