Dengan cara ini mudah-mudahan dia mengerti bahwa mengumpulkan uang itu tidak mudah.
Sepertinya dia mengerti, dua bulan lalu ia ingin membeli tablet baru. Ia katakan separuh harganya ia akan bayar. Walaupun dengan berat hati mengeluarkan uangnya.Â
Sebagai orang tuanya, saya juga berat hati menerima uangnya. Tetapi demi kebaikannya sendiri, terkadang saya harus tega juga. Agar ia mengerti dan tidak menganggap bahwa uang itu akan mengalir begitu saja.
Saya belajar dari pengalaman sendiri. Dulu saya mendapat uang saku dari Ibu, cukup untuk ongkos naik becak pulang pergi sekolah, dan sesekali jajan di kantin sekolah.Â
Jika ingin jajan di luar itu, maka harus berkorban pulang sekolah jalan kaki. Tapi sepertinya memang lebih menyenangkan jalan kaki pulang sekolah, beramai-ramai dengan teman-teman. Mampir jajannya juga beramai-ramai.
Setiap bulan saya dapatkan uang bulanan dari Ayah, untuk ditabung dan digunakan untuk keperluan tambahan. Dulu saya gunakan untuk membeli kaset (anak sekarang nggak kenal kaset), film untuk kamera (jaman belum digital), selain itu keperluan perempuan lainnya, tak jauh dari sepatu dan accesories.
Menurut pendapat saya, satu hal yang membuat anak-anak di sini lebih hemat adalah tidak adanya pedagang jajanan keliling. Sehingga keinginan jajan lebih bisa diminimalkan, anak-anak juga terbiasa makan masakan di rumah.
Uang sakunya juga bisa ditabung dan dimanfaatkan untuk hal lainnya yang lebih berguna.
-------
HennieTriana Oberst
DE 11032020