Ini pengalaman saya tiga tahun lalu ketika ke Jakarta. Karena waktu yang terbatas, biasanya setiap akan mudik pasti saya sudah membuat janji dengan siapa dan kapan berjumpa teman-teman. Saya harus membagi waktu untuk keluarga besar, maksudnya saudara kandung saja.
Pada saat itu telah kami sepakati tanggal berapa, di mana dan jam berapa akan berjumpa. Masing-masing telah memastikan akan datang.
Ketika tiba di Jakarta, pertemuan berjalan lancar dengan teman-teman kerja dulu, teman-teman grup menulis dan sebagian teman sekolah, tetapi hanya sebagian, karena yang lain tidak ada berita sama sekali.Â
Yang menyedihkan mereka tidak ada mengirimkan kabar apakah datang terlambat, berhalangan atau apalah. Hingga saya kembali ke Jerman.
Saya sering kecewa jika menghadapi orang yang tidak tepat janji. Pendapat saya, orang yang terbiasa dengan jam karet ini adalah orang yang malas mendisiplinkan diri dan tidak menghargai orang lain.
Karena saya yakin, jika mereka harus hadir di situasi yang penting, misalnya ujian atau wawancara kerja, mereka pasti bisa datang tepat waktu.
Atau mungkin juga saya kelewat "baper" ya.
Tapi saya tidak suka dengan orang yang terbiasa dengan budaya jam karet.
-------
Hennie Triana Oberst
DE 09032020