Saya belum lama meninggalkan tanah air, belum mencapai 20 tahun, jadi tidak bisa mengambil kesimpulan apa-apa kecuali membandingkan dengan pengalaman orang-orang terdekat dan orang yang saya kenal baik.Â
Kakak kandung saya sudah cukup lama meninggalkan tanah air, lebih dari separuh usianya dilewatkan di negara tempat ia menetap sekarang. Tetapi dia tetap berbicara bahasa Indonesia seperti biasa. Hanya, pastinya, dia ketinggalan dengan istilah baru, bahasa gaul yang lagi tren saat ini.
Para ilmuwan dari Universitas McGill di Montreal meneliti 48 anak usia 9 sampai 17 tahun, yang dari kecil mengenal bahasa Cina dan Perancis.Â
Sebagian dari mereka di usia 3 tahun diadopsi oleh keluarga yang berbahasa Perancis, sehingga anak-anak itu tidak lagi menggunakan bahasa Cina sama sekali.Â
Sebagian lagi adalah anak-anak yang tetap di keluarga asal mereka dan tumbuh dengan menggunakan dua bahasa. Para ahli ingin mengetahui bagaimana reaksi di otak anak-anak itu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa otak anak-anak tersebut merespon bahasa pertama yang mereka kenal, walaupun bahasa tersebut tidak digunakan lagi.Â
Kembali ke Eva, teman saya tadi, dia selalu berkomunikasi dengan ayahnya di rumah dengan bahasa negara mereka. Tetapi sejak ia remaja mereka berkomunikasi dengan bahasa Inggris, bahasa negara di mana mereka menetap sekarang.
Apakah seseorang pada usia dewasa meninggalkan negaranya bisa lupa dengan bahasa ibunya sendiri? Seperti contohnya satu wanita Indonesia itu.
Kemungkinan itu bisa saja terjadi jika seseorang mengalami trauma.
Mungkin saja wanita Indonesia tadi saat meninggalkan Indonesia dan pindah ke Jerman tidak ada kontak sama sekali dengan orang dan bahasa Indonesia. Kita tidak tahu situasi dia ketika pindah dulu. Hanya dirinya sendiri yang tahu alasannya.
Catatan;