Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ketika Pilihan Akhir Jatuh Pada Panti Wreda

15 Februari 2012   05:00 Diperbarui: 2 November 2020   22:53 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada ruangan yang lebih luas lagi yang terdapat di sana sebagai ruang makan, dilengkapi dengan meja makan yang besar dan kursi yang cukup juga untuk kerabat dan anggota keluarga yang kebetulan datang mengunjungi mereka. Wajah bahagia dan ceria yang aku lihat ketika mereka mengetahui ada anggota keluarga yang berkunjung ke sana, walaupun itu bukan keluarga mereka. Di panti ini ada banyak kegiatan yang diberikan untuk mengisi hari-hari mereka, seperti senam bersama, menyanyi, merangkai bunga dll, di samping kegiatan utama yang diberikan oleh dokter dan perawat bagi kesehatan para penghuni panti. Seperti ibu mertuaku yang tetap mengikuti latihan untuk menggerakkan dan melatih otot tangan dan kakinya.

~~000~~

Suasana hati yang tak menentu yang aku rasakan jika memasuki panti ini. Penghuni panti adalah para orang tua yang berusia di atas 70 tahun, sebahagian dari mereka memiliki keluarga, tetapi sebahagian lain ada juga yang tidak memiliki lagi. Dari pertemuan dan pembicaraan dengan mereka, aku mendapat kesan bahwa mereka lebih memilih tinggal di panti ini selain pengawasan yang 24 jam, juga mereka bisa menikmati hidup mereka dan melakukan kegiatan sendiri tanpa perlu merepotkan anak-anak mereka ataupun anggota keluarga yang lain. 

Bagiku sebagai anak, sebenarnya tak ada keinginan menitipkan orang tua di panti ini kalau tidak karena keadaan yang memaksa, seperti yang dialami ibu mertuaku. Tak ada anak yang bermaksud mengasingkan orang tua mereka. 

Bagi kami ini adalah pilihan sulit tapi yang terbaik bagi ibu mertuaku, karena beliau akan diawasi dan ada tenaga medis yang siaga 24 jam di sana. Seandainya ada orang yang berfikir dan menuding bahwa menitipkan orang tua di panti wreda seperti yang kami lakukan ini adalah satu bentuk dari tidak berterimakasih dan tidak berbakti pada orangtua, pasti prasangka tersebut terjadi karena orang-orang yang menganggap seperti  itu tidak tahu dan tidak berada di situasi sulit yang kami alami. 

.

-------

HTO - Beijing, 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun