Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ketika Pilihan Akhir Jatuh Pada Panti Wreda

15 Februari 2012   05:00 Diperbarui: 2 November 2020   22:53 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto:4clients/pixabay.com

Pagi aku terjaga begitu mendengar suara 'gedebuk' seperti benda jatuh, aku segera lari ke kamar mertuaku. Kulihat beliau terduduk di lantai. Ia terjatuh lagi ketika akan berjalan ke luar dari kamarnya. Aku bantu ia bangun dan menuntunnya kembali ke tempat tidur dan membuatkannya secangkir teh hangat. Yang mengejutkanku, ketika aku memasuki kamar tidurnya, beliau tak mengenaliku dan bertanya padaku, 

"Kamu siapa?" 

Aku lihat tangan kanannya sedikit lemah. Jadi aku pesan padanya untuk tetap berbaring dan kalau perlu apa-apa harus panggil aku. Segera kutelfon suamiku yang ternyata sedang dalam perjalanan menuju ke rumah orang tuanya.

~~000~~

Perasaan heran akan kelemahan gerak tangan ibunya ini menyegerakan suamiku untuk menelfon Dokter keluarga dan disarankan secepatnya memanggil ambulance berikut paramedisnya. Ibu mertuaku kembali dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Suamiku yang menemaninya, aku lebih memilih menemani putriku yang masih balita, yang masih tak mengerti apa yang terjadi saat ini. Suamiku kembali setelah beberapa jam. Seperti kekhawatirannya, ibu mertuaku kena serangan stroke, tangan kanan dan bagian tubuh kanannya lumpuh, ia juga pada saat tertentu tak mengenali kami lagi.

Mungkin kepedihan hati dan rasa kehilangan akan kepergian suaminya yang tiba-tiba menyebabkan ia tak kuasa menanggung semuanya. Beliau akhirnya harus tinggal di rumah sakit. Rencana kami adalah mengajak beliau tinggal bersama dengan kami jika ia setuju. Kami belum mengajukan hal tersebut padanya,  karena hal ini juga butuh pertimbangan yang mungkin tidak gampang baginya untuk memutuskan. 

Jika ia pindah dan tinggal dengan kami, tentu ia akan berpisah dengan lingkungannya sehari-hari di mana banyak teman, kenalan dan beberapa kerabatnya yang juga tak jauh tinggalnya.

Waktu berbulan-bulan telah berlalu, kondisi ibu mertuaku tidak juga membaik. Beliau juga telah berada beberapa minggu berada di satu klinik yang biasanya diperuntukkan bagi pasien untuk pemulihan setelah operasi atau kondisi khusus lainnya (biasa disebut di Jerman dengan Rehaklinik; Klinik Rehabilitasi). Ibu mertuaku tak mungkin kembali ke rumahnya dan hidup sendiri di sana, juga tak akan mungkin tinggal bersama dengan kami. Kondisi rumah kami yang tidak terdiri dari satu lantai sangat tak memungkinkan, karena beliau harus berada di kursi roda. 

Akibat lumpuhnya setengah anggota badan beliau perlu seseorang yang siap 24 jam. Keputusan akhir adalah beliau harus tinggal di Panti Wreda, tempat yang diperuntukkan bagi para orang tua lanjut usia. Ada tenaga medis yang akan siap sedia di sana, di samping itu beliau tak akan merasa kesepian.

~~000~~

Setiap akhir minggu kami menuju panti ini. Sebuah bangunan luas berikut tamannya yang tertata sangat rapi dan asri. Biasanya kami datang antara jam makan siang dan sore hari, waktunya menikmati kopi atau teh berikut kue dan cemilan kecil lainnya. Penghuni panti yang berada di gedung yang terdiri atas beberapa lantai ini dibagi-bagi atas beberapa kelompok. Di tiap unit ini terdapat satu ruangan besar untuk bertemu, mengobrol atau hanya menikmati tontonan yang bisa disaksikan pada televisi yang ada di ruangan tersebut, tersedia juga beberapa buku dan majalah di rak yang tidak terlalu besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun