Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tidak Perlu Gila untuk Melakukan Hal Gila

11 Oktober 2019   05:04 Diperbarui: 14 Oktober 2019   00:47 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syahrial Alamsyah (31) dan istrinya bukanlah orang gila. Mereka waras. Mereka pun tidak perlu menunggu gila untuk melakukan hal gila. Cukup hanya dengan pikiran, penikaman terhadap Menko Polhukam Wiranto terjadi (10/10/2019).

Pikiran yang telah diinjeksi oleh paham radikalisme. Dan, hanya dengan pikiran yang telah terindoktrinasi itu, mereka sanggup melakukan perbuatan keji tanpa perlu mengidap penyakit mental berat terlebih dahulu.

Tidak perlu juga harus terpapar radikalisme untuk bisa membunuh. Dengan perasaan cemburu atau perasaan iri hati, seseorang bisa menjadi pembunuh. Lihat pula para koruptor. Mereka tidak kleptomania, tapi mereka mencuri. 

Seseorang juga tidah harus mengidap Dissociative Identity Disorder (DID; berkepribadian ganda) untuk membuat orang tidak menyangka akan perbuatannya. Dengan sifat munafik saja, seseorang bisa bermuka dua, yakni tampil manis di muka tapi jahat di belakang.

***

Kata 'mental' berasal dari kata Latin mens- (genetive: mentis) artinya: pikiran, dari akar kata Latin men- (berpikir). Di diri manusia mental mengambil tempatnya pada ruang batin manusia.

Sebagaimana saya tuliskan dalam artikel Sakit Tidak Sembuh, Apakah Anda Disantet?, bahwa diri manusia pada hakikatnya terdiri dari dua unsur, yakni jasmani dan rohani atau lahir dan batin (dikotomi).

Unsur batin memiliki dua karakteristik, yakni jiwa (psike; pikiran dan perasaan) dan roh (spiritual; iman; keyakinan; kepercayaan; religiosity). Dengan itu, manusia juga disebut terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh (trikotomi).

Sederhananya, agar tidak bingung, di sini saya menyebut karakteristik batin pada diri manusia adalah jiwa (pikiran dan perasaan) dan rohani (religius; spiritual). Dan, itulah mental.

Mentalitas manusia adalah hal jiwa (pikiran, perasaan, dan hubungan dengan manusia lain) dan rohani (hubungan dengan Penciptanya) yang harus sama mendapat perhatian dari pemiliknya seperti halnya tubuh atau jasmaninya.

Karena, ketiganya adalah dirinya. Tubuh adalah dirinya. Jiwa adalah dirinya. Rohani adalah dirinya. Oleh sebab itu, bukan hanya tubuh yang harus sehat, tetapi jiwa juga harus sehat dan rohani pun harus sama sehatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun