Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

BPJS Bukan untuk Sakit Tetapi untuk Membantu yang Sakit

31 Agustus 2019   07:33 Diperbarui: 2 November 2019   04:58 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: southshorehealth.org

BPJS dan sejenisnya adalah salah satu alat di tangan Tuhan untuk mendidik kita hidup tidak hanya bagi diri kita sendiri tetapi juga bagi orang lain. Hidup untuk peduli. Hidup untuk mengasihi orang lain dengan tulus. Pada saat yang sama, Ia hendak menjadikan kita manusia-manusia yang memiliki dan memberi arti bagi kehidupan.

Mungkin ada yang berkata, orang berduit kali bisa ngomong begitu!

Sejak Januari 2015 saya memutuskan untuk melakukan pelayanan yang tidak terikat hanya pada satu lembaga gereja atau tidak lagi menjadi pegawai organik suatu lembaga gereja tertentu melainkan freelance atau pelayanan umum.

Otomatis sejak itu saya tidak bergaji lagi. Saya pernah menulis hal ini dalam artikel Hidup Tanpa Gaji. Lalu, bagaimana pembayaran BPJS saya? Bisa lancarkah? Sampai bulan ini, OK. Bulan depan? Belumlah! Hari ini 'kan masih Agustus. Lagi pula, belum tentu saya masih hidup di bulan September, ya, kan? #smile

Pembayaran iuran BPJS saya memang pernah mengalami kemacetan cukup lama, tetapi itu dikarenakan miscommunication dengan kakak saya. Entah bagaimana, dia lupa dan terbiar tanpa sepengetahuan saya sampai akhirnya saya terkejut kala mendapat pemberitahuan dari pihak BPJS, bahwa saya punya tunggakan dan jumlahnya tak kecil karena sudah menumpuk.

Lagi-lagi, puji Tuhan, dengan pertolongan Tuhan, itu terlunasi dan sejak itu hingga bulan ini pembayaran berlangsung lancar. Dan, selama memiliki BPJS, saya menggunakannya satu kali di awal memilikinya. Setelah itu, sampai detik ini, saya belum pernah menggunakannya lagi.

Saya mulai memiliki BPJS pada Januari 2014. Ketika itu saya membayar iuran BPJS Kelas I Rp59.500. Lalu, sejak 1 April 2016 naik menjadi Rp80.000. Dan. rencananya akan naik lagi menjadi Rp160.000 per 1 Januari 2020.

gambar: medcom.id
gambar: medcom.id
Banyak keluhan perihal rencana kenaikan iuran BPJS. Sebagai orang yang tidak bergaji, saya amat memahami keluhan itu. Akan tetapi, kalau boleh, janganlah menyikapi segala sesuatunya dengan hanya mengeluh. 

Pemerintah wajib memperbaiki kinerja BPJS dan memang perlu pengkajian yang matang untuk menaikkan iuran ini. Namun, marilah juga kita belajar bersyukur, bahwa dalam segala kekurangan dan kelemahan praktik pelayanan BPJS, banyak orang telah terbantukan karenanya.

Kalau Anda menanggung pembayaran iuran BPJS untuk keluarga, lakukanlah itu dengan prinsip yang sama, yakni bukan untuk keluarga Anda menjadi sakit di kemudian hari, tetapi untuk membantu keluarga lain yang sedang membutuhkannya.

Percayalah, Tuhan tahu membalas perbuatan baik tanpa perlu kita menuntut balasan dari-Nya dan Ia punya banyak cara untuk menolong kita, bahkan Ia sanggup membuat kekuatiran Anda tidak terbukti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun