Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ketika Christopher Columbus Menjadi "Abu Nawas"

9 Agustus 2019   11:58 Diperbarui: 9 Agustus 2019   21:00 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: demotywatory.pl

Kisah ini terjadi pada pelayaran keempat Christopher Columbus (1451-1506) sekaligus menjadi pelayaran yang terakhir eksplorer dan navigator asal Italia ini menjelajahi dunia.

Ketika itu, pada tanggal 25 Juni 1503, Columbus dan krunya terdampar di Teluk St Ann, Jamaica, disebabkan kapal-kapal mereka tidak dapat lagi melakukan perjalanan lebih jauh karena mengalami banyak kerusakan akibat badai.

Pada awalnya penduduk asli Jamaica, yakni suku Indian Arawak atau disebut juga Tainos, menyambut Columbus dengan baik. Mereka menyediakan sumber makanan dan segala yang diperlukan oleh Columbus dan krunya yang terpaksa harus menetap sementara di pulau itu guna memperbaiki kapal-kapal mereka yang mengalami kerusakan.

Namun, itu tidak berlangsung lama. Beberapa bulan kemudian, penduduk asli Jamaica mulai tidak suka dan lama-kelamaan menjadi marah terhadap Columbus dan krunya.

Pasalnya, anak buah Columbus bukannya menjaga hubungan baik dengan penduduk setempat, mereka malah sering mencuri, menipu penduduk, mengambil apa yang mereka perlukan secara paksa, bahkan memperkosa dan membunuh.

Akhirnya, pada bulan Januari 1504, masyarakat adat Jamaica memutuskan untuk menghentikan segala pasokan kebutuhan Columbus dan krunya. Tentu saja hal itu menyulitkan bahkan mengancam kelangsungan hidup mereka.

Akal "Abu Nawas" Columbus beraksi.

Columbus memiliki almanak Regiomontanus yang disusun oleh astronom Jerman, Johanes Muller von Konigsberg, yang kemudian dikenal dengan nama Latin: Regiomontanus. Almanak itu berisi tabel astronomi untuk tahun 1475-1506.

Dalam almanak itu, Regiomontanus meramalkan akan ada gerhana bulan total pada 1 Maret 1504, yang dari pulau Jamaica gerhana itu terlihat pada malam hari tanggal 29 Februari 1504. Regiomontanus juga menyebutkan berapa lama gerhana itu akan berlangsung.

Menjelang waktu akan terjadinya gerhana bulan, Columbus menemui para pemimpin suku Indian Arawak dan meminta mereka untuk segera mengadakan pertemuan karena ada hal penting dan genting yang harus mereka ketahui.

Kepada mereka Columbus menyampaikan, bahwa tuhannya sedang marah besar karena mereka berhenti memberikan persediaan kebutuhan yang diperlukan oleh Columbus. Bulan akan diambil dari mereka. Mereka tidak akan punya bulan lagi!

Tidak lama setelah Columbus berbicara, bulan perlahan-lahan menjadi gelap. Melihat itu, penduduk asli Jamaica menjadi sangat ketakutan. Mereka pun percaya, bahwa tuhannya Columbus benar-benar marah kepada mereka.

Ketakutan itu dituliskan oleh Ferdinand, putra Columbus, yang mengikuti perjalanan ayahnya saat ia berusia 13 tahun: 

"... dengan raungan dan ratapan hebat mereka datang berlarian dari segala arah ke kapal, sarat dengan perbekalan, berdoa kepada Laksamana (= Columbus) untuk menjadi perantara kepada tuhan, agar dia tidak mendatangkan amarahnya atas mereka ..."

Seluruh penduduk berlarian membawa apa saja yang diperlukan oleh Columbus dan meminta Columbus untuk memohon kepada tuhannya agar kiranya tuhan Columbus mau mengampuni mereka dan tidak mengambil bulan dari mereka.

Columbus menyetujui permintaan mereka. Columbus meminta waktu untuk sendirian saja di gubuk guna membicarakan perkara itu dengan tuhannya.

Padahal Columbus tidak melakukan apa pun di dalam gubuk itu, kecuali memandangi jam pasir miliknya. Sebab, dari almanak Regiomontanus, Columbus tahu bahwa gerhana bulan itu akan berlangsung selama kurang lebih 48 menit. 

Mendekati menit ke-48, Columbus ke luar dari gubuk menemui para pemimpin suku dan seluruh penduduk pulau yang telah berkumpul ketakutan menanti hasil pertemuan Columbus dan tuhannya.

Kepada mereka Columbus berkata, bahwa ia telah meminta tuhannya mengampuni mereka dan tuhannya menyetujuinya. Begitu Columbus selesai berbicara, bulan mulai terlihat muncul kembali.

Sejak itu, Columbus dan krunya hidup berkecukupan hingga tiba waktu meninggalkan pulau itu (Juni 1504) mereka berangkat dengan kapal-kapal yang dipenuhi dengan perbekalan yang melimpah. 

Salam. HEP.-

Sumber: 1 | 2 | 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun