Namun, dari paparan KH pada video protesnya, KH menolak bahwa channel Youtubenya telah melanggar syarat dan ketentuan yang berlaku untuk konten-konten Youtube di Indonesia. Menurutnya, unsur pornografi tidak terpenuhi pada video-videonya. Oleh sebab itu, ia meminta Jokowi "membela"-nya.
Karena penolakannya itulah, saya bertanya, mengapa ia tidak membuat video "Dear Presiden Joko Widodo...." dengan tampilan seperti di bawah ini?
Menarik, bahwa KH menyanggahnya dengan mengatakan "hanya 16%"Â dan saya tidak suka pilihan kata "hanya". Nominal persentasenya memang kecil, tetapi hal dampak negatif dari yang ditampilkannya tidak dapat dipastikan juga sama kecilnya dengan "hanya 16%".Â
Orang dewasa dapat mencerna konten videonya dengan filter kedewasaan diri. Namun, bagaimana dengan anak-anak? KH sendiri mungkin tidak pernah tahu dampak negatif apa yang sudah terjadi pada para viewers-nya.
Lalu, bagaimana tanggapan netizen? Sebagian besar komentar netizen memandang KH untuk sebaiknya introspeksi diri. Rupanya sudah ada pula netizen yang menegur KH sebelumnya, tetapi menurut mereka, KH tidak hirau.
Alih-alih berharap mendapat simpati, netizen justru pada umumnya mendukung tindakan Kominfo atas ketiga video dan channel Youtube KH.
Oh, Kimi Hime ...
Salam. HEP.-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H