Saya mengenal Jendela Johari dari almarhum papi saya. Papi menggambar empat kotak berbentuk jendela dengan tulisan di setiap kotak seperti pada gambar tajuk. Namun, pada gambar papi, ada tirainya. Papi menambah gambar tirai pada setiap kotak sehingga tampak serupa jendela.
Adalah kesukaan saya duduk di samping papi memerhatikan bagaimana papi menyiapkan materi kuliah bagi para mahasiswanya. Tahu bahwa saya memerhatikan, papi mengatakan itu namanya Jendela Johari dan terus menjelaskan sambil menggambar. Kalau sudah begitu, papi "mengira" saya mahasiswanya. Padahal saya masih anak SMA ketika itu.Â
Jendela Johari adalah teknik memahami hubungan manusia dan manusia atau hubungan antara diri dan orang lain. Teknik ini diciptakan pada tahun 1955 oleh dua orang psikolog Amerika, Joseph Luft (1916-2014) dan Harrington Ingham (1914-1995). Johari adalah gabungan nama mereka berdua.
Aslinya seperti ini:
1. Saya Tahu, Anda Tahu
Singkatnya, ada hal-hal yang diketahui bersama. Ada pengetahuan bersama. Bahwa, di dunia ini kemungkinan untuk sama-sama tahu, itu ada. Bukan hanya kita seorang diri yang tahu, orang lain pun tahu.
Baca juga: Teori Johari Window Pendekatan Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain
Papi memberi contoh dengan berkata, bahwa kalau saya menjadi anak pintar, saya tidak boleh memandang diri sebagai satu-satunya orang pintar di dunia ini. Sebab, kalau saya bisa pintar, berarti orang lain juga bisa pintar. Kalau saya pintar, maka orang lain pun pasti ada yang pintar.
Itu "kalau". Itu contoh yang diberikan oleh papi saya. Papi mengajar saya untuk tidak menjadi sombong dengan menganggap diri pandai seolah orang lain tidak ada yang pandai.