"Pemilu dan Pilpres 2019 akan dilangsungkan tgl 17 April 2019. Saya menghimbau seluruh Ahokers jangan ada yang Golput, kita perlu menegakkan 4 pilar bernegara kita, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI dgn cara memiliki partai politik yang mau menegakkan 4 pilar diatas di seluruh Indonesia. Kita harus mendukung agar di DPRD-DPRD dan DPR RI maupun DPD RI memiliki jumlah kursi yang mencapai di atas 30% untuk partai yang teruji dan berkomitmen pada Pancasila."
BTP mengimbau agar "jangan ada yang Golput". Partai yang pantas untuk dipilih adalah partai yang "teruji dan berkomitmen pada Pancasila" atau partai politik yang mau menegakan "Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI".
5. Mengutip Pidato Presiden Soekarno
"Saya ingin mengutip Pidato Presiden Soekarno yang saya kutip dari Buku Revolusi Belum Selesai, kumpulan pidato Presiden Soekarno 30 September 1965. Pelengkap Nawaksara (10 Januari 1967). Penyunting: Budi Setiyono dan Bonnie Triyana, terbitan Serambi (www.serambi.co.id). Apa yang Presiden Soekarno sampaikan, aku harap juga diterima menjadi pikiran dan harapan aku kepada seluruh Ahokers dimanapun domisili saudara: "Saudara-saudara. Pancasila adalah jiwa kita, bukan hanya jiwaku. Tetapi ialah jiwa Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Dan selama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia berjiwa Pancasila, insyah Allah Swt, engkau akan akan tetap kuat, tetap kuat dan sentosa. Tetap kuat dan sentosa. Tetap kuat dan sentosa menjadi tanduk daripada banteng Indonesia, yang telah kita dirikan pada tanggal 17 Agustus 1945. .. ... ., engkau adalah penegak daripada Pancasila. Dan setialah kepada Pancasila itu, pegang teguh kepada Pancasila, bela Pancasila itu. Sebagaimana akupun berpegang teguh kepada Pancasila, membela Pancasila, bahkan sebagaimana kukatakan lagi tadi Saudara-saudara, laksana panggilan yang aku dapat daripada atasan untuk memegang teguh kepada Pancasila ini."
BTP mengutip pidato Presiden Soekarno yang disebutnya menjadi pikiran dan harapannya pula, yakni hal Pancasila. Pengulangan pada kata "Pancasila" ini tampaknya menjadi sorotan BTP untuk mendapat perhatian dari pembaca suratnya ini:
"Pancasila adalah jiwa kita", "engkau adalah penegak daripada Pancasila", "setialah kepada Pancasila itu", "pegang teguh kepada Pancasila", "bela Pancasila itu", "berpegang teguh kepada Pancasila", "membela Pancasila", "memegang teguh kepada Pancasila".Â
Dan juga, bahwa bila TNI (dulu: ABRI) berjiwa Pancasila, maka kekuatan rakyat dan TNI yang berjiwa Pancasila ini akan membuat kita "tetap kuat dan sentosa".
Pada dua paragraf terakhir sebelum penutup, hal Pancasila menjadi pesan yang tersurat sekaligus tersirat untuk dipahami oleh para pembaca, khususnya Ahokers sebagai alamat surat ini. Hal itu makin jelas pada kalimat penutup suratnya: "Ingatlah sejarah dan tujuan para proklamator dirikan negeri ini."Â
6. Penutup
"Majulah demi kebenaran, perikemanusiaan dan keadilan. Ingatlah sejarah dan tujuan para proklamator dirikan negeri ini. MERDEKA!"