Mendoakan seseorang berumur panjang pada Hari Ulang Tahun-nya seakan sudah menjadi pokok doa yang wajib diucapkan.
Hal yang sama diucapkan kepada saya setiap berulang tahun. Tidak bisa mengelak, sebab itu harapan mereka atau bisa jadi karena kebiasaan saja, bahwa kata itu diucapkan pada hari ulang tahun seseorang.
Namun, ketika saya berdoa untuk diri saya sendiri, isinya kira-kira seperti ini:
"Pendek dan panjangnya umurku ada dalam tangan-Mu, ya Allah. Pada keputusan-Mulah usia hidupku. Berapapun lamanya masa hidup Engkau berikan, kiranya tidak ada waktu berlalu tanpa hamba berbuah. Amin."
Sudah. Cukup. Itu saja. Untuk Allah tidak perlu ada Juklak. Tidak perlu ada Kesimpulan dan Saran. Sebab Ia Allah. Ia piawai memahami maksud dan tujuan. Ia Maha Segalanya.
Umur panjang adalah pemberian Allah sebagai hal yang "ditambahkan" pada hidup itu sendiri. Itu adalah keputusan Allah atas hidup manusia. Jika bisa meminta, berharap umurku secukupnya saja. Jangan berlebihan bila lebihnya itu tidak lagi berguna.
* Konsekwensi hidup adalah berbuah.
Berbuah itu menjadi garam. Memberi rasa. Berarti bagi orang lain. Memberi arti bagi kehidupan.Â
Baca juga:Â 6 Rasa di Lidah, 6 Cita Rasa Kehidupan.Â
Bila meminta umur panjang, maka pikirkan juga bahwa umur yang panjang itu harus memberi arti. Hidup tidak boleh kosong. Harus berisi. Harus ada guna bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi orang lain.