Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melihat Perilaku Menghargai dari Pola Interaksi Warga Kompasiana

3 Agustus 2018   17:43 Diperbarui: 27 Januari 2019   04:26 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Menghargai' itu bukan sekadar emosi atau perasaan dan juga bukan sekadar pikiran. 'Menghargai' itu adalah sikap hati yang diwujudkan dengan tindakan, aksi, dan perbuatan.

Oleh sebab itu arti kata 'menghargai' disebutkan sebagai kata kerja (disingkat kk atau v = verb). Ada kerja di dalam 'menghargai', ada gerakan, ada aksi, ada tindakan atau perbuatan. 'Menghargai' itu dikerjakan. Bukan hanya ada di pikiran atau di hati saja apalagi hanya di bibir saja.

Nah, bagaimana dengan kita di sini selaku warga Kompasiana? Ada beberapa perilaku menghargai yang dimiliki seseorang yang terlihat dari pola interaksi dia dengan warga lainnya.

1. Memberi Nilai

Ada tipe warga yang murah hati memberi nilai atau sering disebut vote. Entah seluruh artikel memang dibaca atau asal baca atau dibaca separuh tulisan saja atau hanya judul langsung menuju ke 'Beri Nilai' atau 'Komentar', yang diberi nilai tidak mengetahui proses itu. 

Yang ada, hasil dari tindakan menghargai itu menginjeksi semangat atau spirit si Penulis untuk terus berkarya.

Namun, tidak semua orang mau memberi nilai. Ia senang bila tulisannya mendapat nilai dan komentar, tetapi ia sendiri enggan melakukan sebaliknya. 

Bukan tidak ada orang yang sengaja tidak memberi nilai karena tidak ingin penulis lain menjadi maju karena pemberian nilai darinya. Ada pula yang malas saja memberi nilai. Baginya itu tidak penting dan membuang waktu saja. Ada pula yang hadir sebagai pembaca saja. Bagaikan masuk ke ruang baca perpustakaan: hanya baca, tidak bicara.

Prototipe seperti ini sebenarnya tidak perlu mendaftar untuk memiliki akun Kompasiana. Tidak perlu menjadi warga. Sebab, perilaku sebatas itu bisa dilakukan oleh semua netizen tanpa harus memiliki akun Kompasiana.

Sebaliknya, bila memiliki akun di sini atau punya rumah di sini (homepage), maka interaksi antara warga seyogianya tidak dihindari malah sebaliknya terus dibina dan dibangun dalam semangat kebersamaan sebagai warga Kompasiana.

2. Memberi Komentar & Membalas Komentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun