Rendah Diri (Energi Negatif)
Pertama-tama kita harus terlebih dahulu membedakan rendah diri dari rendah hati.
Rendah diri atau minder atau low self-esteem atau condescending adalah kondisi jiwa yang menaruh atau menempatkan diri sendiri pada posisi lebih rendah dari orang lain oleh karena:
- sesuatu hal pada dirinya yang diketahuinya adalah kekurangan atau yang diintimidasikan orang lain kepadanya sebagai kekurangan, atau
- sesuatu yang terjadi di hidupnya yang disadarinya adalah aib
sehingga menimbulkan perasaan tidak pantas, tidak layak, malu, tidak percaya diri, dan mengecilkan diri sendiri.
Hal ini menyebabkan pengidap rendah diri cenderung menghindar dari orang banyak. Ketika harus berada di antara orang banyak, ia merasa bahwa orang-orang itu memerhatikan dirinya karena kekurangannya.
Melihat orang-orang itu berbicara satu dengan yang lain, ia berpikir, pastilah mereka sedang membicarakan dirinya, mengejek dirinya, menertawakan dirinya, dan sebagainya. Rasa rendah diri akan makin kuat oleh intimidasi orang-orang di sekitar hidupnya dan lebih luas oleh publik.Â
Rendah Hati (Energi Positif)
Secara umum rendah hati dimengerti sebagai suatu sikap yang tidak sombong atau tidak menyombongkan diri karena kelebihan yang dimiliki. Lebih sederhana lagi, dengan menggunakan antonim 'rendah hati', maka rendah hati diartikan adalah tidak tinggi hati, tidak angkuh, tidak sombong, tidak pongah.
Sesungguhnya rendah hati mengandung arti dan makna yang sangat dalam dari sekadar yang dipahami secara umum. Rendah hati bahkan sulit untuk didefinisikan dalam satu kalimat yang mana kalimat itu mengakomodir seluruh arti dan makna yang terkandung di dalam 'rendah hati'.
Di sini saya coba menguraikan beberapa catatan tentang 'rendah hati'.Â
*Â Rendah hati adalah sikap hati yang memiliki fakta kelebihan diri namun itu tidak membuat ia merendahkan orang lain, mengecilkan orang lain, dan tidak membuat ia meniadakan derajat kemanusiaan karena kelebihan yang ia miliki.
*Â Kelebihan diri tidak mengubah paham diri bahwa ia tetaplah manusia biasa seperti manusia lainnya yang sama di hadapan Sang Pencipta.